Wednesday 21 December 2011

Wednesday, December 21, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mengenal Lebih Dekat Kekristenan di Etiophia.
ADDIS ABABA (ETHIOPHIA) - Untuk bangsa Barat, beda rasanya mengunjungi gereja-gereja di Etiopia. Agama Kristen yang dianut memang sama, namun dikemas secara eksotis dengan sedikit sentuhan Timur Tengah.

Dalam beberapa hal, umat Kristen di Etiopia sama seperti umat Kristen di Timur Tengah suasana syahdu dalam gereja, cara berpakaian kaum perempuannya, dan bahkan cara mereka berdoa: bersujud di atas kedua lutut.

Bangsa Etiopia merasa bangga atas sejarahnya, apalagi karena mereka tidak pernah benar-benar mengalami penjajahan. Kebudayaan Kristen di Etiopia Utara telah tercatat sejak abad keempat Masehi.

Pada hari-hari besar keagamaan seperti Natal dan Tiga Raja, ribuan peziarah berkumpul di tempat-tempat suci seperti Axum dan Lalibela. Beberapa dari mereka bahkan berjalan kaki berhari-hari menuju tempat-tempat suci tersebut.

Dataran tinggi Etiopia memang penuh dengan jalan setapak yang telah berabad-abad usianya. Meskipun demikian, jalanan tersebut masih terus digunakan.

10 perintah Tuhan

Di Etiopia terdapat sebuah tempat suci yang hanya boleh dimasuki oleh para pendeta. Kapel suci di Axum, menyimpan sebuah salinan Tabut Perjanjian, yaitu 10 Perintah Tuhan yang dipahat di atas batu. Dengan 10 Perintah tersebut Nabi Musa mengikat perjanjian antara manusia dan Tuhan.

Menurut bangsa Etiopia, Tabut yang asli ada di Etiopia dan disimpan di kapel dekat gereja St. Mary di Axum. Setiap tahunnya, ribuan peziarah datang mengunjungi gereja dan kapel tersebut. Hanya dari balik jeruji besi mereka dapat menyaksikan kapel tersebut. Para wisatawan bahkan tidak diizinkan mendekatinya.

Peraturan ini dikeluarkan setelah dua wisatawan memanjat masuk lewat jeruji besi untuk melihat Tabut dari dekat. (Kompas/Tim PPGI)