Sunday, 25 December 2011

Sunday, December 25, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pdt Benny Giay : Pertanyaan-pertanyaan Penting Terkait Papua Belum Bisa Dijawab Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
JAYAPURA (PAPUA) - Para pemimpin Gereja-Gereja di Tanah Papua yang mengadakan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tanggal 16 Desember 2011 mendapati kalau beberapa pertanyaan bersama secara tertulis maupun pertanyaan spontan yang sangat penting untuk menyelesaikan masalah Papua, ternyata belum bisa dijawab Presiden SBY.

“Dalam pertemuan itu, saya mengajukan pertanyaan kepada peresiden. Berapa presiden di republik ini? Presiden belum menjawab pertanyaan saya itu. Saya akan terus bertanya,” kata Benny Giay dalam jumpa pers di Kantor Sinode Kigmi Papua di Jayapura, Papua, Kamis (22/12/2011)

Pdt Giay mengakui, dirinya mengajukan pertanyaan ini dengan melihat kenyataan kebijakan pemerintah dalam pembicaraan presiden lain dengan kenyataan di lapangan.

“Kita dapat penjelasan baik-baik dari presiden mengenai kekerasan di Papua dan segalanya. Saya heran, tidak lama kita mendengar penambahan pasukan dan penembakan di Papua,” kata Pdt Giay.

Ia mengatakan, presiden sangat memahami masalah Papua sehingga mengatakan harus bicara soal Papua dari hati ke hati. “Kita harus bicara hati ke hati” meniru ungkapan presiden. Menurutnya, pembicaraan ini tak diterjemahkan para menteri. Para menteri bertindak lain dari perintah presiden. “Presiden bicara lain dengan kenyataan di lapangan dalam kebijakan para menteri," ungkapnya.

Sebelumnya, kebinggungan Pdt Giay juga menjadi persoalan para delegasi gereja Papua lainnya. Ada beberapa pertanyaan pemimpin gereja yang berawal dari kebinggungan melihat kebijakan pemerintah Jakarta untuk menyelesaikan masalah Papua.

“Apakah UP4B yang dibuat secara sepihak, tanpa melibatkan semua unsur masyarakat Papua itu bisa menyelesaikan masalah Papua? Apakah UP4B yang dibuat secara sepihak, tanpa menyinggung akar persoalan Papua, penyimpangan PEPERA, kebijakan pembangunan tanpa menyinggung tutuntan rakyat Papua dewasa ini untuk berdialog yang juga didukung kalangan luar negeri itu bisa menyelesaikan masalah Papua? Dan kapan pemerintah mau duduk mendengar jalan keluar yang disiapkan rakyat Papua dalam menyikapo otonomi Khusus yang gagal itu?" kata Giay.

Itulah beberapa pertanyaan yang disampaikan para pemimpin gereja-gereja di Papua. Dalam situasi jumpa pers itu, Socrates Yoman mengatakan, dengan pertanyaan-pertanyaan itu, Gereja-gereja di Papua berhasil menghentikan pelaksanaan UP4B untuk sementara.

"Kebijakan itu akan dilaksanakan setelah ada kesepakatan bersama antara orang Papua dan pemerintah Jakarta. Pelaksanakan UP4B, presiden mengatakan UP4B setelah ada kesepakatan,” kata Sokrates kepada pers. Socrates dan Giay mengakuai pemerintah belum menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. (Tabloid Jubi)