JAYAPURA (PAPUA) - Gereja Baptis di kampung Wandenggobak yang sebelumnya dikabarkan dibakar oleh aparat keamanan ternyata hanyalah isu semata. Menurut Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Baptis di Papua (PGBP), Pendeta Perinus Kogoya pada Kamis (08/12/2011) sore, gereja tersebut masih utuh.
"Gereja Baptis Yigineri masih ada, tidak dibakar atau terbakar" ujarnya menepis informasi yang sebelumnya tersebar di beberapa forum diskusi dunia maya dan juga dimuat di Kabar Gereja.
Menurutnya Gereja Baptis Jemaat Yigineri di kampung Wandenggobak itu baru dibangun setahun lalu dan baru saja diselesaikan pengerjaannya pada 22 November lalu dan direncanakan akan diresmikan pada pertengahan bulan ini.
Namun, diakui olehnya bahwa peristiwa penyerangan dan pembakaran puluhan honai (rumah tradisional) di kampung tersebut adalah peristiwa nyata dan bukan isu.
"Honai saja yang dibakar dengan harta benda, kira-kira puluhan honai yang terbakar dari jemaat Baptis dam warga sekitar yang tinggal di sekitar gereja" katanya menyayangkan.
informasi ini dkatakan Pdt Perinus setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Ketua Panitia Pembangunan Gereja Baptis Yigineri, Evangelis Amilek Tabuni yang berada di Wamena.
informasi ini dkatakan Pdt Perinus setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Ketua Panitia Pembangunan Gereja Baptis Yigineri, Evangelis Amilek Tabuni yang berada di Wamena.
Sedangkan terkait korban jiwa, ditegaskan bahwa tidak satupun warga yang menjadi korban penyerangan dan pembakaran tersebut, sebab seluruh warga telah mengungsi kedalam gedung gereja untuk berlindung, yang disyukuri olehnya karena aparat keamanan dapat menghargai gedung gereja tersebut dengan tidak membakarnya. Sembari menjelaskan posisi gereja dan kampung Wandenggobak yang terletak di pinggir jalan dari lereng dari gunung yang pada daerah hutannya merupakan basis TPN-OPM pimpinan Goliat Tabuni.
Walaupun demikian, sebagai pimpinan Gereja Baptis Papua, ia meminta kepada pemerintah dan aparat keamanan agar dapat melindungi warga di kampung Wandenggobak, sebab mereka adalah warga sipil yang tidak terlibat dalam kegiatan separatis. (Tim PPGI)