Friday, 2 December 2011

Friday, December 02, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pemprov Papua dan Persatuan Gereja- Gereja di Papua (PGGP) akan Membuat Pelayanan Pastoral Soal Sunat.
SENTANI (PAPUA) - Demi mengurangi meningkatnya pengidap HIV-AIDS, Pemprov Papua bersama Persatuan Gereja- Gereja di Papua (PGGP) akan membuat semacam sikap pastoral soal sirkumsisi (sunat) kepada masyarakat Papua.

Hal ini ditekankan oleh Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Papua, Constant Karma yang menegaskan berdasarkan hasil penelitian, sirkumsisi (sunat) ternyata bisa mencegah penyebaran HIV-AIDS sebanyak 60 persen, yang dilihat dari sudut pandang Kristiani dapat diterima dan peran serta Gereja di Papua sebagai mitra pemerintah dalam mencegah penyebaran HIV-AIDS melalui pendekatan pelayanan pastoral sangatlah besar. Sehingga diharapkan upaya ini dapat mengurangi jumlah pengidap HIV AIDS di Papua.

Pada tahun 2011 jumlah pengidap HIV-AIDS di Provinsi Papua telah mencapai 10.522 kasus, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 7.000 kasus sehingga peningkatan jumlah pengidap HIV-AIDS di wilayah paling timur Indonesia ini sudah sangat cepat bahkan sudah merambah sampai ke daerah pedalaman.

"Pengidap HIV-AIDS di Papua meningkat, antara lain karena mobilitas penduduk cukup tinggi antardaerah, termasuk daerah-daerah yang baru dimekarkan," katanya di Sentani, Jumat (02/12/2011).

Karma mengungkapkan, dari jumlah yang telah mencapai 10.522 kasus itu, jumlah yang tertinggi adalah Kota Jayapura mencapai 2.012 kasus, disusul Kabupaten Jayawijaya 1.600 kasus. Dari jumlah 10.522 kasus tersebut, sebagian besar penderita adalah usia produksif yakni 15-40 tahun.

Walaupun Gereja-gereja di Papua tidak punya tradisi sunat, secara teologi, gereja menerima Sunat.

“Dalam keterangan Alkitab, sunat atau sirkumsisi adalah tanda lahiriah perjanjian Allah dengan umatNya yang berlaku turun-temurun seperti yang tertuang dalam kitab Kejadian 17 ayat 1 sampai 27,” ujar Direktur Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Theologia (STT) Is. Kijne Abepura – Jayapura, Provinsi Papua, Pdt. Dr. Sostenes Sumihe di Yogyakarta, beberapa bulan lalu, karena itu ia mengajak Gereja harus kembali memberikan pemahaman tentang Sirkumsisi. (Tim PPGI)