Wednesday, 4 January 2012

Wednesday, January 04, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Organisasi Islam di Mesir Tolak dan Paksa Tutup Siaran TV Kristen 'Al Karma'.
KAIRO (MESIR) - Tekanan dari intoleran di Mesir yang bermuka dua dalam menegakan toleransi antar umat beragama dinegara itu nampak jelas saat munculnya penolakan dan tuntutan penutupan terhadap satu-satunya siaran TV milik umat Kristen di negeri itu.

Kepada harian lokal Mesir, al-Ahram, sebuah Organisasi terkemuka di Timur Tengah, Islamic Research Centre yang dipimpin Sheikh Al Azhar, Ahmed al-Tayeb pada Kamis (29/12/2011) menilai stasiun TV Kristen 'Al-Karma' harus ditutup karena program-programnya sangat 'bertentangan' dengan nilai-nilai Islam.

Mereka juga yakin kalau stasiun TV inilah yang menjadi pemicu kekerasan antar umat beragama di Mesir.

Stasiun TV 'Karma' yang dikelola oleh NileSat, sebuah perusahaan komunikasi Mesir, mempromosikan nilai-nilai Kristen pada setiap acaranya, dengan pernyataan misinya yakni 'Berdiri diantara Celah sehingga Jutaan Mengenal Kristus'.

Walau menjadi satu-satunya stasiun TV Kristen di negeri itu, tidak satupun programnya menyiarkan sesuatu yang menghasut agama lain. Stasiun TV itu lebih banyak menyiarkan khotbah-khotbah dan siraman rohani dari beberapa pendeta terkemuka baik lokal maupun lingkup Timur Tengah (band: U-Channel).

Meski dianggap kontroversial, TV Karma sangatlah tidak populer dikalangan 80 juta masyarakat Mesir. Malahan beberapa penduduk Kristen di Mesir yang berjumlah 10% dari penduduk Mesir ini mengaku belum mengetahui adanya stasiun TV tersebut.

"Saya belum mendengar tentangnya [TV Karma], jadi mungkin bukan hal yang besar, tapi jika al-Azhar mencoba menyerangnya, berarti ada 'sesuatu'" ujar Noha Fahmy, seorang wanita Koptik yang tinggal di Kairo kepada Bikyamasr.com.

Terkait ancaman organisasi itu, stasiun TV Karma melalui websitenya www.alkarmatv.com hingga saat ini belum memberikan tanggapan atau pernyataan resmi.

Umat Kristen Koptik yang merupakan pribumi itu telah lama meminta keadilan kepada pemerintah untuk menuntaskan segala bentuk kejahatan yang telah dilakukan intoleran terhadap mereka; seperti peledakkan gedung gereja, pembunuhan dan teror-teror lain.

Mereka juga meminta persamaan hak dimata hukum dan negara. Sebab setelah revolusi Mesir terjadi, kini mereka dianggap warga kelas dua dalam negara itu, sehingga beberapa hak politik mereka dipangkas oleh kaum intoleran fundamental. (CP/TimPPGI)