Thursday, 19 January 2012

Thursday, January 19, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pastor John Jonga Minta Aksi Puasa Paskah (APP) tahun 2012 Berbasis Kearifan Lokal.
KEEROM (PAPUA) - Pastor Dekan Dekenat Kabupaten Keerom, Pastor John Jonga,Pr, mengatakan, dalam rangka pembinaan iman umat , maka Gereja Katolik Dekenat Keerom menyusun program tahun 2012 dengan berbasis kearifan lokal.

“Jadi program APP ini, kami sesuaikan dengan kondisi lokal yang ada di Kabupaten Keerom,” ujarnya disela-sela pembahasan program APP di Sekretariat Pastoran, Rabu, (17/01/2011).

Dijelaskannya, tema APP Tahun 2012 adalah panggilan hidup dan tanggungjawab untuk pemberdayaan kesejatian hidup. Tema tersebit telah menjadi pusat perenungan umat Katolik yang menumbuhkan semangat pembaharuan diri dalam konteks solidaritas Kristiani menuju pemberdayaan kesejatian hidup umat berima Katolik dalam masyarakat.

Dari tema APP tersebut, hal-hal yang akan menjadi ulasan pokok untuk dibahas dan diterapkan bagi umat Katolik selama lima minggu berjalan, terdiri dari, panggilan hidup Kristiani, persatuan dengan Tuhan, persaudaraan dengan sesama dan alam ciptaan, tanggungjawab sebagai mitra kerja Allah, dan memperjuangkan kesejahteraan hidup.

Melalui tema-tema pertemuan di atas umat Katolik diajak untuk selalu menyadari bahwa seseorang dipanggil Allah menjadi pengikut bukan sekadar merupakan kemauan dan pilihan pribadi atau kelompok tetapi sesungguhnya sebagai rahmat Allah bagi umat-Nya. Panggilan menjadi pengikut Kristus sekaligus merupakan tanda kesatuan kita secara utuh dengan Tuhan.

“Dalam relasi yang sempurna dari pihak Allah, manusia diterima sebagai anak Allah dan Tuhan Allah adalah Bapa yang selalu mengasihi kita. Persekutuan dengan Allah hendaknya menjadi nyata dalam persekutuan manusia dengan sesama dan alam semesta,” tandasnya.

Ditegaskannya, mengapa hidup yang sejahtera harus diperjuangkan? Karena Tuhan telah memposisikan manusia secita dengan-Nya. Sebagai citra Allah, manusia diberi akal budi untuk mengatur, mengolah dan mensiasati hidup ini sesuai dengan kehendak Allah. Akan tetapi sejarah hidup manusia memperlihatkan bahwa betapa manusia telah berpaling dari panggilan hidupnya sebagai citra Allah sekaligus mitra kerja Allah dan menjadi hamba dunia dan hamba hawa nafsu yang menyesatkan dan membinasakan.

Sejalan dengan itu, lanjut Pastor Jhon, kenyataan di hadapan kita memperlihatkan bahwa di negeri kita yang kaya raya ini, masih banyak sesama kita yang tidak dapat menikmati hidup sebagaimana layaknya anak manusia yang adalah citra Allah, yakni, masih hidup di bawah garis kemiskinan, tak berdaya, tanpa akses, disingkirkan, bahkan dieksploitasi hanya untuk kepentingan segelintir orang yang mencari keuntungan bagi dirinya sendiri.

Keadaan yang menyedihkan ini dapat dilihat dalam berbagai kehidupan, seperti, kehidupan ekonomi, keadaan pendidikan, kesehatan, moral, perusakan lingkungan, penegakan hukum, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan lainnya. (CenderawasihPos)