Sunday 8 January 2012

Sunday, January 08, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Perayaan Natal Umat Kristen Koptik : Kami Tidak Takut Melewati Perubahan.
KAIRO (MESIR) - Umat Kristen Koptik di seluruh Mesir pada Sabtu (07/01/2011) merayakan misa Natal. Ratusan jemaat yang memenuhi Katedral Abbassiya di pusat Kota Kairo, mengikuti jalannya ibadah dengan khidmat.

Paus Shenuda III yang memimpin ibadah dalam khotbahnya meminta umat agar terus berpengharapan dalam Tuhan melewati masa-masa revolusi Mesir.

"Mesir akan melalui periode kritis dari perubahan, namun kita harus yakin, perubahan itu akan dilalui dengan damai" khotbahnya.

Sejak meletusnya revolusi, kaum Kristen Koptik yang merupakan 10 persen dari 82 juta penduduk Mesir telah menjadi korban kekerasan seperti ancaman terhadap gereja, pembunuhan demonstran dan penghancuran rumah dari kelompok Islam fanatik.

Sedang terkait toleransi antar agama di negeri itu, beberapa organisasi Islam hadir dibeberapa gedung gereja di Mesir dan menjaga jalannya ibadah umat. Sayangnya, Mohammed Mursi, pemimpin Persaudaraan Muslim yang diundang menghadiri ibadah di Katedral Abbassiya, tidak hadir dengan alasan yang tidak diketahui.

Beberapa orang yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, Persaudaraan Muslim yang lebih liberal mencoba mencuri perhatian dengan menyatakan keseimbangan antara Kristen dan Islam, namun kelompok fanatik seperti Salafi malah sebaliknya, mereka seolah ingin mengislamkan Mesir.

Tidak takut lagi
Ditempat lain diadakan pembicaraan bersama tiga penganut Kristen Koptik yang aktif berpolitik.

"Kami tidak takut lagi," tukas mereka.

Menurut Peter Talaat dari partai liberal Ahraar, perubahan mulai nampak sejak pecahnya revolusi Januari 2011. Tahun 80-an banyak kaum Kristen Koptik yang meninggalkan Mesir demi lolos dari kekerasan atau karena muak atas posisi mereka sebagai kaum marginal.

"Kini saatnya kaum Kristen Koptik bersuara, seperti halnya bangsa Mesir lainnya. Kondisi mereka memang belum membaik, namun kini mereka tidak takut lagi," tukas Talaat.

Hal ini terdengar indah, namun saya pernah berbicara dengan beberapa orang Kristen Koptik di Mesir. Mereka bahkan tidak berani keluar rumah atau keluar Mesir karena takut mengalami tindak kekerasan. Apakah Talat tidak mengetahui hal tersebut?

"Tentu saja, tapi menurut saya, kaum Muslim dan Kristen Koptik sama-sama takut. Mereka merasakan ketidakpastian tentang masa depan dan keamanan mereka," jawab Taalat.

Talat berpendapat, umumnya jika dibandingkan dengan sebelumnya, kekerasan tidak hanya ditujukan kepada kaum Kristen. "Kini justru pihak militer yang melakukan kekerasan terhadap warga sipil. Mereka bertindak seolah-olah para warga adalah orang bodoh," kata Talaat.

Kristen dan Ikhwanul Muslimin
Amin Iskander, seorang kandidat dalam parlemen Mesir, juga seorang Kristen Koptik. Meskipun begitu, ia bergabung ke dalam partai pro demokrasi Karama, sebuah partai yang berasal dari Ikhwanul Muslimin. Karena hal itu, ia kerap harus menjelaskan alasannya kepada orang lain.

"Sebagian kaum Kristen menganggap saya berkhianat. Tapi menurut saya, saya bisa menjembatani mereka." Iskander tahu betapa pekanya hubungan kaum Kristen dan kaum Muslim di Mesir. "Saya tidak buta. Saya tahu ada orang Islam yang tidak akan memberikan suaranya kepada orang Kristen, begitu juga sebaliknya. Namun saya berupaya mendobrak wacana semacam itu. Kita duduk di parlemen bukan untuk shalat Jumat atau mengadakan misa bersama. Jadi, kalau anda tanya bagaimana anda bisa membuat kaum Kristen Koptik bersuara, maka saya akan bilang: biarkan 20 kandidat Kristen masuk ke dalam daftar Ikhwanul Muslimin. Upayakan mereka menang," jelas Iskander.

Lindungi
Menurut Ibrahim, seorang Kristen Koptik liberal, kalangan muslim harus menyesuaikan diri ketika mereka memerintah. Ia melihat adanya dua kemungkinan:

"Pertama, mereka menjadi tirani bagi kaum Kristen Koptik, hingga ketegangan antar agama berubah menjadi kekerasan yang dilakukan pemerintah. Jika begitu, seluruh dunia tentu akan marah. Atau mereka justru akan bertindak seperti Mubarak, yang berupaya menunjukkan bahwa mereka akan melindungi kaum Kristen Koptik."

Rupanya mekanisme terakhir ini mulai menunjukkan efeknya. Berbagai pihak berlomba-lomba menunjukkan bahwa mereka bisa dan mau melindungi kaum Kristen Koptik dari serangan kaum salafiyah yang fanatik. (Guardian/RNW/TimPPGI)