Saturday, 14 January 2012

Saturday, January 14, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tokoh Lintas Agama : Hanya Anak Bangsa yang Mampu Selesaikan Masalah di 'Negara Auto Pilot'.
JAKARTA - Indonesia dewasa ini bagaikan negeri yang digerakkan oleh rakyatnya sendiri. Seakan tidak ada pemimpin yang mengarahkan hendak kemana bangsa ini melangkah ke depan.

Pdt Andreas Yewangoe menyatakan, Indonesia yang dalam beberapa spanduk yang terpampang di beberapa lokasi strategis di Jakarta, dianggap sebagai ‘Negara Auto Pilot’ ini hanya dapat diselesaikan oleh anak-anak bangsa yang saling membantu dalam menyelesaikan persoalan besar bangsa.

Sayangnya hal itu tidak terjadi pada para pemimpin negeri ini. Mereka cenderung abai pada nasib rakyat. Dalam praktik hukum, rakyat merasakan hukum hanya tajam pada rakyat kecil, tetapi tumpul ke atas. Rasa keadilan semakin hilang di negeri Pancasila ini.

Hal sama dikatakan Salahuddin Wahid. Sebutan 'Negeri Auto Pilot' menunjukkan bahwa rakyat tidak merasakan kehadiran pemimpin. Rakyat merasakan negara ini berjalan sendiri karena kehadiran pemimpin jauh dari yang diharapkan.

Hal ini menjadi nyata saat banyak rakyat mati ditembak aparat sendiri. Berbagai kasus belakangan ini seperti Mesuji dan Bima merupakan kenyataan penting bahwa pemimpin negara lalai dan meninggalkan rakyat sendiri.

Para tokoh lintas agama kembali menunjukkan keprihatinan atas karut-marut kondisi bangsa ini ketika mereka menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta awal pekan ini. Dalam audiensi itu mereka memberi dukungan kepada KPK untuk menuntaskan kasus-kasus besar, seperti Century, Wisma Atlet, Hambalang dan rekening pejabat negara.

Pemuka agama yang hadir ialah Salahuddin Wahid (PBNU), Mgr Situmorang (KWI), Pendeta Andreas A Yewangoe (PGI), serta Romo Frans Magnis Suseno dan Romo Benny Susetyo. Para tokoh lintas agama melihat carut-marut ini bisa diselesaikan dengan kehadiran pemimpin yang berkemauan keras untuk mengerti dan memecahkan masalah. (Inilah/TimPPGI)