Wednesday 22 February 2012

Wednesday, February 22, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Forum Diskusi Daniel Indonesia (FDDI) : Orang Kristen Harus Melek Politik dan Membela NKRI.
JAKARTA - Oleh para pengamat negara ini, mengatakan, bangsa kita sudah pada titik nadir. Apa sebab? Reformasi yang setengah hati, membawa bangsa ini pada situasi abu-abu.

Kebebasan yang keblasan membuat berbagai kasus-kasus kekerasan agama. Sudah tentu karena tumbuh suburnya kelompok-kelompok nirkemajemukan. Maka, tak heran terjadi penutupan rumah-rumah ibadah, dan berbagai hal telah yang mencenderai semangat satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa.

Hal ini diperparah kekurangtegasan pemerintah terhadap kelompok-kelompok yang bertopeng agama, yang tidak lagi menghargai kebhinekaan.

“Bahkan yang parah, sekarang sudah masuk pada sendi-sendi pemerintahan. Melihat kondisi yang ada, umat Kristen tidak boleh biarkan hal berlarut-larut. Kita harus mempuyai terus menengungkan NKRI. Orang Kristen harus terus menunjukkan keberpihakannya terhadap NKRI.”

Itulah yang mencuat pada dikusi Forum Diskusi Daniel Indonesia (FDDI) yang diadakan Senin (13/02/2012) di Gendung Wisma Arion, Jalan Pemuda Raya, Jakarta. Forum diskusi ini merupakan acara rutin, dan merupakan diskusi ke-15 sejak digelar dua tahun lalu.

Diskusi bertajuk Kondisi Indonesia Terkini dan Peran Umat Kristiani, dengan narasumber; Laksamana Pertama TNI Christina M Rantetana (Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kementerian Polhukam), dan Dr Victor Silaen (Pengamat Politik dan Universitas Pelita Harapan).

Christina mengatakan, kita tidak boleh lagi hanya berkhotbah dengan kata-kata, tetapi lewat perbuatan kita. “Saya tidak pernah tunjukkan saya orang Nasrani, tetapi apa yang saya kerjakan untuk bangsa dan negara,” kata perempuan Toraja, ini.

Selain itu, dia menghimbau agar umat Kristen melek politik. “Kita harus mengerti peta politik saat ini. Kita butuh generasi muda yang memikirkan kebangsaan. Dan kita tidak boleh hanya memperjuangkan kepentingan Kristen, tetapi memperjuangkan kebangsaan. Indonesia seratus persen, tetapi Kristen seratus persen. Itu yang kita butuhkan sekarang,” katanya meminjam ucapan I J Kasimo tokoh politik Katolik, itu.

Sementara itu, Viktor Silaen menghibau, agar umat Kristen juga pro aktif dalam berbagai diskusi, forum, dan media. “Umat Kristen harus mengerti politik, itu perlu. Dan aktif diberbagai forum nasional, harus melibatkan diri pada seluruh elemen bangsa untuk berjuang. Kita tidak boleh berjuang sendiri, dan tidak boleh kalah pada kelompok-kelompok yang menamakan diri ormas, anti keberagaman,” katanya.

Diskusi ini dihadiri puluhan tokoh Kristen diantaranya Prof Dr Irsan Tanjung, Laksamana Madya (purn) Dr Bonar Simangunsong, dan banyak lagi tokoh yang lain. Selain itu juga hadir para penggiat pers, aktivis dan beberapa orang pendeta.

Diskusi dimulai dengan renungan yang disampaikan Pdt Dr Nus Reimas dengan mengatakan, selain melakukan aksi kita juga harus banyak berdoa, dan menjaga integritas, juga membangun karakter, sebagaimana Daniel melakukan hal itu.

“Daniel adalah contoh orang yang berjuang, berdoa dengan sungguh-sungguh. Punya integritas dan karakter yang kuat. Kita harus mau seperti Daniel berjuang,” ujar Ketua Umum PGLII mengakhir khotbahnya.

Sementara itu, Bonar Simangunsong, salah satu pendiri forum diskusi ini mengharapkan FDDI menjadi tempat pencerahan.

“Tempat diskusi ini menjadi lahan untuk belajar, mendiskusikan masalah pelbagai hal di negara ini. Kita berharap, diskusi ini tidak hanya berkutat di ruangan ini, tetapi apa yang kita dengar bisa menginspirasi kita di tempat lain di mana kita bekerja. Kita berharap forum ini bisa terus berjalan hingga puluhan tahun ke depan,” katanya. (Reformata)