Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Waiheru Gelar Persidangan XXV.
AMBON (MALUKU) - Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Waiheru menggelar persidangan jemaat XXV, untuk membahas program-program jemaat kedepan. Persidangan ini digelar di Gedung Gereja Nasirat Waiheru, Minggu (29/01/2012).
Persidangan jemaat kali ini berlangsung di bawah sorotan tema ‘Tuhan itu Baik Kepada Semua Ciptaan’ dan Sub Tema ‘Menjadi Gereja yang Dibaharui Untuk Mewujudkan Kebersamaan Dengan Sesama dan Alam Semesta Ciptaan Tuhan Dalam Konteks Pelayanan di Indonesia dan di Dunia’. Persidangan ini diawali dengan ibadah Minggu bersama yang dipimpin Pendeta John Sahalessy.
Dalam khotbahnya, yang diambil dari Kitab Perjanjian Baru Markus 9:2-10 tersebut Sahalessy mengungkapkan, Nabi Musa, Nabi Elia, dan Tuhan Yesus adalah sosok pemimpin yang tidak takut dan gentar memperjuangkan kebenaran.
“Dewasa ini, banyak orang yang takut mengatakan yang benar dan memperjuangkannya, karena ada tekanan dari pihak yang lebih berkuasa. Untuk itu, marilah kita melihat dan mengambil contoh dari teladan Nabi Musa, Nabi Elia, dan Tuhan Yesus yang adalah tokoh terkenal dalam Alkitab dimana mereka tanpa rasa takut memperjuangkan kebenaran di dunia,” ungkapnya.
Sementara itu, Majelis Pekerja Harian Klasis GPM Pulau Ambon Pendeta Tos Lailossa dalam sambutannya ketika membuka persidangan itu, mengatakan persidangan jemaat berkedudukan sebagai lembaga yang tinggi dalam mengambil keputusan di tingkat jemaat.
“Persidangan jemaat merupakan pengambilan keputusan tertinggi di tingkat jemaat yang diadakan sekali dalam setahun, dan dilaksanakan berdasarkan asas kebersamaan, persaudaraan, serta kesatuan sebagai manifestasi dari suatu keluarga Allah yang bertugas antara lain, menyusun Rencana strategi (Renstra), mengevaluasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan renstra, menetapkan program-program pelayanan jemaat, menetapkan anggaran dan pendapatan belanja jemaat, mengevaluasi laporan pertanggungjawaban pelayanan keuangan jemaat dan membicarakan dan menyelesaikan masalah-masalah keumatan yang relevan,” jelasnya.
Lailossa menekankan ada beberapa hal yang menjadi pergumulan bersama dalam persidangan jemaat saat ini yakni, masih banyak masyarakat yang belum menikmati standar kualitas hidup, oleh karena kebutuhan pelayanan dasar ekonomi, kesehatan, maupun pendidikan yang belum terpenuhi.
“Serta masih banyak penyakit sosial yang harus ditangani secara serius, seperti kekerasan dan konflik sosial, miras, judi, seks bebas, dan perselingkuhan dan, tanggungjawab kita untuk menyelamatkan alam semesta, mendukung program-program pemerintah, mendukung MTQ Nasional dengan menjamu tamu dari belahan bumi Indonesia,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Jemaat GPM Waiheru, Pendeta M.Labetubun dalam sambutannya mengatakan, aspek jemaat harus ditopang dengan dimensi keterbukaan dan tanggung jawab
“Kehidupan bergereja dalam berbagai aspek termasuk aspek jemaat yang harus ditopang dengan dimensi keterbukaan dan tanggungjawab untuk membangkitkan rasa percaya di antara para pelayan dengan warga jemaat,” katanya.
Hadir dalam persidangan itu, Majelis Pekerja Klasis Pulau Ambon, Toss Lailossa; Kepala Kecamatan Teluk Ambon Baguala, N Latuna; Kepala Desa Waiheru, F. Maitimu; Wakil Komandan Batalyon Infanteri 733 Raider, Mayor Inf Vincent serta Ketua Majelis Jemaat Waiheru, M. Labetubun. (Siwalima)
Beranda
»
Ambon
»
GPM
»
Maluku
»
Maluku dan Papua
»
sidang jemaat
» Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Waiheru Gelar Persidangan XXV
Wednesday, 8 February 2012