Saturday 11 February 2012

Saturday, February 11, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Paus Benediktus XVI Desak 'Pembaruan Mendalam' untuk Cegah Penyalahgunaan dalam Lingkungan Gereja.
VATIKAN - Paus Benediktus XVI mendesak "pembaharuan yang mendalam" pada setiap tingkatan Gereja Katolik untuk mencegah pelecehan terhadap anak, saat kardinal tertinggi itu mengakui bahwa hukum agama tidak cukup untuk menangani kasus pedofilia.

"Penyembuhan bagi korban harus menjadi perhatian penting dalam komunitas Kristen, dan itu harus berjalan seiring dengan pembaharuan yang mendalam Gereja di setiap tingkatan," kata Paus dalam pernyataan yang dirilis oleh Vatikan.

Dalam pesannya kepada 200 uskup, kardinal dan ahli akademik yang ambil bagian dalam konferensi pertama kalinya Vatikan pada masalah ini, Paus juga menyerukan "menghidupkan budaya sebagai sarana efektif untuk menjaga dan memberikan dukungan terhadap korban."

Kardinal William Levada, kepala badan penegak utama Gereja, Kongregasi untuk Doktrin dan Keimanan, saat membuka konferensi mengatakan Vatikan telah menerima lebih dari 4.000 pembatalan selama sepuluh tahun terakhir.

Krisis ini telah menunjukkan "di satu sisi tidak memadainya respon aturan hukum untuk tragedi ini, dan tentang perlunya respon lain dari berbagai aspek," kata Levada, dalam transkrip pidatonya.

Ia mengatakan kantornya tidak hanya menyelidiki kejahatan, tetapi juga saran yang diberikan untuk membantu korban, program peningkatan perlindungan anak dan pelatihan bagi pendeta untuk mencegah penyiksaan anak.

Levada juga menyerukan "pendekatan yang lebih pro-aktif" oleh konferensi uskup nasional, dengan mengatakan mereka sering bereaksi hanya dalam menanggapi skandal media.

Pendeta Katolik harus "mencari orang yang terluka dan meyakinkan mereka bahwa kita telah mulai menyadari kedalaman dari pengkhianatan yang mereka alami," katanya.

Vatikan telah meminta agar konferensi-konferensi para uskup nasional dunia harus menyerahkan seperangkat pedoman yang komprehensif pada Mei, tentang cara untuk memerangi pedofilia, menekankan bahwa pelecehan tidak hanya masalah bagi gereja-gereja Barat.

Para pejabat mengatakan beberapa negara mengalami kesulitan merumuskan aturan-aturan ini karena "perbedaan budaya" atas apa sebenarnya merupakan pelecehan anak serta perbedaan utama antara hukum lokal di berbagai negara.

Konferensi ini juga akan meluncurkan pusat perlindungan anak di Jerman untuk melawan pelecehan seksual oleh para pendeta di seluruh dunia dan termasuk layanan gereja pertobatan pada hari Selasa di mana pemimpin Katolik akan memohon pengampunan.

Tapi kelompok-kelompok korban mengatakan mereka tidak diundang dan mengecamnya sebagai public relations (kehumasan).

"Anda tidak perlu bergembira di Roma untuk mempelajari apa hal yang benar untuk dilakukan," kata Sue Cox dari Suara Korban, sebuah koalisi kelompok pendukung korban yang meliputi Inggris, Jerman, Irlandia, Belanda dan Amerika Serikat.

"Ini hanyalah aksi public relations. Hanya saja sebuah teater. Benar-benar tak ada gunanya," kata Cox, yang mengaku dirinya menjadi korban pelecehan oleh seorang pendeta dan mengatakan ia masih mendapat serangan panik dari bau "wiski, dupa dan bau keringat", kepada AFP .

Roberto Mirabile, kepala dukungan korban kelompok Italia La Caramella Buona, mengatakan: "Anda dapat memiliki semua simposium yang Anda inginkan, tetapi kenapa tidak Anda membuka debat konstruktif. Gereja ini terlalu tertutup untuk dirinya sendiri."

Penulis biografi Paus, Marco Politi mengatakan: "Pertemuan tersebut adalah bersejarah karena untuk pertama kalinya Vatikan akan menganalisis di tingkat internasional tanggung jawab Gereja untuk pelecehan anak."

"Apakah Gereja siap untuk mendorong penyelidikan di keuskupan masing-masing atau kecenderungan Vatikan dan Italia berbicara tentang masa depan tanpa adanya korban tersembunyi dan file dari 50 tahun terakhir?"

Gereja telah diguncang dalam beberapa tahun terakhir oleh ribuan skandal pedofilia, beberapa dari mereka sejak sepuluh tahun terakhir. Mereka mulai menyampaikannya kepada publik di Irlandia dan Amerika Serikat, tetapi sejak itu dilaporkan di sebagian besar Eropa.

Peserta konferensi memperingatkan pelanggaran banyak tetap tersembunyi di Afrika, Asia dan Amerika Latin dan menyerukan upaya lebih serius di negara-negara tersebut. (AFP/Antara)