Saturday 4 February 2012

Saturday, February 04, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) : Apresiasi Keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Mendamaikan Papua.
JAKARTA - Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP), Lipiyus Biniluk, mengatakan perlu penyelesaian unik untuk mendamaikan Papua. "Masalah kami tak sama dengan daerah lain di Indonesia," ujarnya, Kamis (02/02/2012).

Ia mengatakan masalah yang terjadi di Papua disebabkan oleh berbagai macam hal. "Tak hanya konflik politik, melainkan juga konflik sosial dan ekonomi," ujarnya. Karena itu Lipiyus berharap segera dilakukan upaya untuk menyelesaikan masalah yang beragam ini.

Penyelesaian masalah tersebut tak cukup hanya dengan dialog antara pemerintah pusat dan rakyat Papua. "Ada pihak-pihak lain yang harus diajak," ujar Lipiyus.

Pihak-pihak yang dimaksud Lipiyus adalah aparat keamanan, gerilyawan, pengusaha, baik asing ataupun domestik yang beroperasi di Papua, serta orang-orang Papua yang berada di luar negeri. "Agar pembahasan mengenai masalah Papua yang beragam lengkap dibahas," ujarnya.

Pdt Lipiyus yang bersama timnya menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (01/02/2012), menyambut baik upaya pemerintah pusat atas usulannya tersebut. "Rakyat Papua sudah lama menunggu respons ini," ujarnya.

Menurut Lipiyus, dalam pertemuan hari Rabu itu, Presiden telah menugaskan Wakil Presiden Boediono untuk merintis dialog dengan rakyat Papua. "Mesti dilakukan dialog terbuka untuk selesaikan masalah Papua," ujar Lipiyus mengutip SBY.

Atas respons ini, Lipiyus akan segera pulang ke Papua untuk melakukan koordinasi dengan unsur-unsur pelaku dialog di sana. "Akan kami bahas segera format kerangka dialognya," ujarnya.

Pihaknya, kata Lipiyus, akan mensosialisasikan kabar ini kepada masyarakat di sana melalui Jaringan Damai Papua. "Agar unsur yang terlibat, dari gerilyawan hingga pengusaha, siap berdialog," ujarnya. Hal tersebut dilakukan semata untuk mengembalikan kedamaian di pulau paling barat Indonesia tersebut.

Lipiyus juga mengatakan kondisi fisik Papua saat ini amat memprihatinkan. "Secara batin apalagi," ujarnya. Ia mengatakan banyak warga Papua merasa tidak aman berada di tanahnya sendiri.

"Jika ada yang mengatakan kondisi di sana baik-baik saja, mereka belum benar-benar pergi ke jantung Papua," ia menuturkan.

"Mereka ingin ketenangan. Tak ingin lagi mendengar tembakan baik itu dari aparat keamanan maupun gerilyawan," ujar Lipiyus.

Gereja apresiasi Presiden
Persekutuan Gereja-Gereja di Tanah Papua (PGPP) juga mengapresiasi sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai langkah yang diambil untuk masalah di Papua. Apresiasi tersebut dituangkan di sebuah pernyataan tertanggal 30 Januari 2012 yang ditandatangani 23 dari 31 pimpinan gereja yang tergabung dalam PGGP tersebut.

"Pimpinan gereja-gereja di tanah Papua mendukung inisiatif pemerintah pusat untuk mencari dan langkah terbaik bagi masalah Papua melalui dialog terbuka dengan rakyat Papua," kata Pendeta Herman Saud selaku Ketua I PGGP di Jakarta, Kamis (02/02/2012).

Dia juga menyatakan pimpinan gereja di tanah Papua siap bekerja sama dengan pribadi dan kelompok serta lembaga-lembaga yang mendukung dialog antara pemerintah pusat dan rakyat papua sebagai sarana penyelesaian rapat Papua.

"Pimpinan gereja juga menghargai inisiatif Presiden untuk menerima dan bertemu dengan kami, baik pada 16 Desember maupun 1 Februari," katanya.

Para pimpinan gereja ini tak melihat kedua pertemuan itu hanya sebagai bentuk dialog antara rakyat Papua dan pemerintah pusat. Lebih dari itu, pertemuan tersebut dianggap sebagai bentuk pertanggungjawaban moral pimpinan gereja dan pimpinan negara Indonesia dalam upaya mempersipkan suatu dialog yang sejati dan bermartabat antara pemerintah pusat dan rakyat Papua.

"Kami berdoa agar dialog antara pemerintah pusat dan rakyat Papua dengan bantuan pihak ketiga yang netral dan dipercayai kedua belah pihak, dapat terjadi dalam tahun 2012," tuturnya. "Kami berharap 2012 sebagai tahun dialog Papua," tambah Herman Saud.

Sebelumnya, Presiden SBY mengundang sejumlah tokoh agama Papua ke Istana untuk berdialog soal penyelesaian konflik di sana. Hadir dalam dialog itu, antara lain pendeta Lipiyus Biniluk, Dr. Neles Tebay, Pr., pendeta Jan Pieth Wambraw, pendeta Isai Doom, S.Th., pendeta Ronaldly Rionaldo Waromi, S.Th., pendeta Theopilus Maupa, pendeta Daniel Sukan, S.Th., pendeta J. Willem Yance Maury, S.Th., pendeta Dorman Wandikbo, pendeta Obednego Mauri, Ev. Mathias Sarwa, pendeta Yulianus Worabay, dan Maurits Rumbekwan, SH.

Dalam pertemuan itu, Presiden dan Para Pemimpin Gereja-gereja Papua mencari cara agar segera mengupayakan penyelesaian konflik di Papua dan sejumlah persoalan lain seperti menurunkan harga-harga sejumlah komoditas di sana.(Tempo/Liputan6/TimPPGI)