Sunday 25 March 2012

Sunday, March 25, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Protestan Maluku (GPM) gelar Seminar dan Lokakarya Musik Etnik dan Pelatihan Prokantor.
AMBON (MALUKU) - Lembaga Pembinaan Jemaat Gereja Protestan Maluku (LPJ-GPM) be­kerjasama dengan Lembaga Pem­binaan Pesta Paduan Suara Gerejawi Kota Ambon, menggelar kegiatan Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Musik Etnik dan Pelatihan Pro­kantor.

Kegiatan ini digelar di gedung Gereja Palungan Kasih Desa Tawiri Kecamatan Teluk Ambon, Selasa (20/03/2012) dan dibuka oleh Sekretaris Kota (Sekkot), AG Latuheru dan Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta Jhon Ruhu­lessin.

Kegiatan Semiloka tersebut akan berlangsung selama empat hari dibawah sorotan tema ‘Bernyanyilah dan Pujilah Tuhan dengan Seluruh Talentamu’ . kegiatan ini diikuti oleh puluhan Ketua Majelis Jemaat di Lingkup GPM.

Latuheru dalam arahannya saat membuka kegiatan tersebut menga­takan, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon sangat memberikan support terhadap kegiatan keagaamaan seperti yang digelar saat ini, karena ber­manfaat untuk kepentingan pemba­ngunan Kota Ambon ke depan.

Pembangunan di Kota Ambon diarahkan bukan hanya pada kegiatan fisik, tetapi juga dari segi mental spiritual masyarakat yang dilakukan melalui pelaksanaan berbagai kegiatan keagamaan.

“Saya harap melalui kegiatan seperti ini kapasitas para peserta yang sebagian besar warga Kota Ambon ini akan turut bertambah, khususnya di bidang musik, sehingga turut memberikan kontribusi positif bagi pemkot dalam mempromosikan beragam musik etnik yang ada di kota ini,” ujarnya.

Melalui kegiatan semiloka yang menghadirkan fasilitator dari luar daerah yang kredibel di bidang musik, Sekkot berharap agar output-nya dapat menghasilkan sumber daya warga Kota Ambon yang memahami bidang musik, mampu mengangkat warna musik etnik Maluku untuk diandalkan di waktu-waktu mendatang.

Sementara itu Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta Jhon Ruhulessin dalam arahannya mengatakan, Semiloka Musik Etnik dan Pelatihan Prokantor bagi GPM sangat bernilai dalam pen­dayagunaan seluruh unsur pendu­kung ibadah.

“Musik sebagai bahasa universal, harus dikembangkan se­ba­gai pe­nguatan peran-peran sosial, karena melalui musik dapat dijadikan se­bagai salah satu unsur pemersatu di dalam masyarakat,” ujarnya. (Siwalima)