Friday, 30 March 2012

Friday, March 30, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kunjungan Paus Benediktus XVI ke Kuba Serukan Kebebasan Nurani dan Beragama.
HAVANA (KUBA) - Paus Benediktus XVI mengunjungi Kuba pada 26-28 Maret, yang merupakan sebuah negara di mana Gereja Katolik menikmati kebebasan secara signifikan dan mendapat pengakuan resmi  sejak kunjungan Beato Yohanes Paulus II tahun 1998.

Sejak itu, rezim komunis telah menetapkan Natal sebagai hari libur nasional.

Dalam persiapan untuk peringatan 400 tahun St. Perawan Maria dari El Cobre pada tahun ini, patungnya diizinkan untuk dijadikan sebagai tempat ziarah  di seluruh negeri itu.

Kebebasan beragama akan terus mengalami kemajuan. Para pemimpin Gereja Kuba dan Paus Benediktus mengatakan mereka akan membangun hubungan yang erat pasca kunjungannya.

“Masyarakat harus bisa mengungkapkan pendapat mereka tanpa rasa takut dan tanpa hukuman,” kata Mgr Jose Felix Perez Riera, pembantu sekretaris Konferensi Waligereja  Kuba.

“Ketika seseorang berpikir atau mengungkapkan sebuah ide yang berbeda, mereka menuduh orang tersebut dibayar oleh Amerika Serikat, dan dianggap pengkhianat.

Paus Benediktus, dalam pernyataan-pernyataan publiknya selama dan sebelum kunjungan ke Kuba, menegaskan kebebasan.

“Gereja selalu berada di pihak kebebasan: kebebasan hati nurani, kebebasan beragama,” katanya kepada para wartawan pada 23 Maret dalam menanggapi pertanyaan terkait Kuba.

“Tuhan tidak hanya menghormati kebebasan manusia: Dia juga memerlukan kebebasan,” kata Paus dalam kotbahnya saat Misa di Santiago de Cuba pada  26 Maret. (GettyImages/CathnewsIndonesia)