Adalah Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Asheikh, Mufti Agung atau pemimpin tertinggi dalam pengaturan hukum Islam di Arab Saudi yang berasal dari Salafi, sebuah kultus dalam sekte Islam terbesar di dunia, Islam Sunni, yang menyatakan "perlunya menghancurkan semua gereja-gereja" di semenanjung Arab pada umumnya.
Seruan penuh kebencian ini dikatakan sang Presiden Dewan Ulama dan Ketua Komite Peneliti dan Pembuat Fatwa di Arab Saudi ini guna menguatkan pernyataan parlemen Kuwait yang akan memberlakukan peraturan baru yakni 'pemindahan' [baca: penghancuran dan pelarangan] gedung gereja di Kuwait.
Seperti diberitakan MidEast Christian News , pada Minggu (11/03/2012) saat bertemu dengan delegasi LSM asal Kuwait, Penjaga Warisan Islam, Al-Syeikh menegaskan. "Kuwait adalah bagian dari semenanjung Arab sehingga sangat perlu untuk menghancurkan semua gereja yang ada di sana."
Dikatakannya, sama seperti pernyataan para Mufti Agung sebelumnya, Sheikh mengatakan hal ini merupakan Hukum Shariah berdasarkan hadits dari nabi utama mereka, Muhammad, yakni "Tidak boleh ada dua agama di semenanjung [Arab]," yang diartikan sebagai: hanya agama Islam saja yang berkuasa di semenanjung Arab.
Menurut Catholic News Service, usaha pemerintah Kuwait melarang adanya gedung gereja akibat tuntutan kaum fundamental yang menuntut penerapan 'demokrasi' di negara itu. Salah satunya dengan 'memindahkan' gedung gereja yang diharuskan menurut kepada hukum Islam.
Pada Februari lalu, dewan perwakilan rakyat Kuwait menyatakan agar umat Kristen dilarang untuk membangun gedung gereja, dan diharuskan beribadah di gedung ibadah yang sudah ada.
Sedang di Arab Saudi, walau secara resmi pemerintah Arab Saudi mengatakan negara mereka sebagai negara 100 persen Islam, CNS membeberkan ada sekitar 800,000 orang Katolik menetap di negara itu, ini belum termasuk umat Kristen dari denominasi lainnya seperti Injili dan Pentakostal. Menurut laporan Vatikan pada tahun 2004, ada sekitar 47,760,669 orang Katolik yang menetap di Semenanjung Arab, dengan status Gereja sebagai Vikariat Apostolik. (MCNDirect/CNS/TimPPGI)