Gereja-gereja di seluruh negeri itu mengadakan peringatan pada hari Jumat dan ratusan orang Kristen mengambil bagian dalam demonstrasi untuk menandai ulang tahun pertama kematian menteri urusan minoritas itu.
Semua anggota partainya Bhatti – Aliansi Minoritas Pakistan – menyalakan lilin dan menabur bunga di jalan di Islamabad di mana dia dibunuh.
“Tidak ada keraguan dalam pikiran saya. Gereja harus mempertimbangkan dan menyatakan Shahbaz Bhatti sebagai seorang santo; hidupnya harus didokumentasikan,” kata Pastor Bonnie Mendes, mantan koordinator Caritas Asia.
“Dia adalah seorang Katolik sejati dan dibunuh karena imannya. Gereja harus bersatu dan mempromosikan untuk kanonisasinya,” tambahnya.
Pastor Andrew Nisari, vikaris jenderal Keuskupan Agung Lahore, juga sepakat dengan seruan imam itu dalam acara peringatan hari Sabtu, yang diselenggarakan bersama dengan Gereja Protestan.
“Kami mendesak para uskup untuk memperjuangkan martir Pakistan sampai ia diakui. Semua orang Kristen tewas dalam kasus penghujatan harus dinyatakan sebagai martir,” katanya, kepada 500 orang, di Katedral Hati Kudus di Lahore.
Uskup Pakistan Mgr Alexander John Malik, dalam pesannya mengatakan, Bhatti telah mengatakan bahwa dia akan dibunuh.
“Beberapa hari sebelum pembunuhannya, ia menelepon saya tengah malam dan mengatakan ‘mereka’ [ekstrimis] akan membunuhnya. Saya menyarankan dia meninggalkan negara itu selama beberapa bulan, tapi dia bersikeras untuk tinggal dan bekerja demi bangsa,” kata uskup itu.(Ucanews/CathnewsIndonesia)
