Sunday 25 March 2012

Sunday, March 25, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Peresmian Gedung Gereja Katolik Paroki Santo Gabriel Nunukan.
NUNUKAN (KALTIM) - Bupati Nunukan Basri, bersama Uskup Tanjung Selor Mgr Yustinus Harjo Susanto SMF, Sabtu (24/03/2012), meletakkan batu pertama pendirian Gereja Katolik Paroki Santo Gabriel.

Gereja yang dibangun di Jalan Fatahillah, Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan itu ditaksir menelan anggaran hingga Rp3 miliar.

Peletakan batu pertama juga diikuti Kepala Kantor Kementerian Agama Nunukan Imam, anggota DPRD Nunukan Muhammad Nasir dan Agustinus serta disaksikan Ketua Forum Komunikasi antar Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Nunukan Haji Hermansyah dan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Petrus Kanisius.

Ketua Pantia Pembangunan Gereja Katolik Paroki Santo Gabriel Andarias Pendai menjelaskan, total dana yang diperlukan untuk pembangunan gedung tersebut diperkirakan mencapai hingga Rp3 miliar.

Pendanaan pembangunan gereja berasal swadaya umat, juga diharapkan dari Pemkab Nunukan, Pemprov Kaltim, donatur, simpatisan dan para pengusaha yang bersimpati.

Dari swadaya umat Katolik diperkirakan akan terkumpul dana sebesar Rp400 juta dan dalam bentuk material setara Rp100 juta.

"Semuanya menyesuaikan kemampaun ekonomi umat Katolik. Pak Bupati, kami ini banyak petani," ujar Andarias, Sabtu (24/03/2012) saat menyampaikan laporan pada acara peletakan batu pertama Gereja Katolik Paroki Santo Gabriel Nunukan.

Pihaknya menyadari pembangunan gereja tidak mampu dikerjakan sendiri. Karena itu sangat diharapkan dukungan Pemkab Nunukan dalam bentuk kemudahan pemberian perizinan maupun dana.

Pembangunan gedung gereja yang baru ini merupakan jawaban atas mimpi yang sudah selema 10 tahun menjadi harapan warga Katolik di Nunukan.

Selama ini perkembangan Nunukan yang diikuti pertumbuhan jumlah umat, membuat geraja di Jalan Tawakal, Nunukan tidak lagi mampu menampung umat. Selain itu, pelaksanaan misa maupun acara di gereja telah mengganggu jalan yang digunakan masyarakat, karena harus menutup jalan.

"Mimpi selama 10 tahun untuk memiliki gedung mamadai dan mampu menampung umat akhirnya menemuai titik terang dengan dimilikinya lahan untuk pembangunan gereja dan sarananya seluas empat hektare tahun 2011," ujarnya.

Saat ini pembangunan gereja telah memasuki tahap konstruksi diantaranya meliputi pematangan lahan, pengurusan perizinan, mobilisasi alat berat dan penggalangan umat. Semua umat Katolik di Nunukan, Sebatik, Sebakis maupun Siemanggaris ikut dilibatkan dalam pembangunan gereja.

Sebelum acara peletakan batu pertama, diadakan misa terlebih dahulu. Acara juga diisi dengan persembahan paduan suara. (Tribun Kaltim)