Sunday 4 March 2012

Sunday, March 04, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Polres Tapanuli Utara: Pelaku Pencurian di Gereja-gereja Tarutung Adalah Profesional.
TARUTUNG (SUMUT) - Kepolisian Resor (Polres) Tapanuli Utara (Taput) mengidentifikasikan pelaku pencurian terhadap sejumlah gereja di Taput dilakukan secara profesional.

Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di sejumlah gereja yang dibobol maling. Diperoleh petunjuk bahwa pelaku lebih dari satu orang dan dikerjakan oleh pelaku yang sudah berpengalaman.

Kaurbin Ops Polres Taput, Iptu Sabam Bernard Simamora menjelaskan, saat ini kepolisian kesulitan untuk mendapat berbagai keterangan seputar tindak pidana pencurian di gerejagereja di Taput.

Pasalnya selain minim saksi, pencurian juga dilakukan cukup rapi, sehingga sulit untuk mendapatkan jejak dan bukti untuk dikembangkan dalam penyelidikan. “Sidik jari memang ditemukan, namun tidak dapat kita pindahkan karena melekat. Selain itu pencurinya juga melakukan dengan cukup rapi. Kami memastikan pelakunya lebih dari satu orang, sebab dilakukan dalam waktu singkat,” paparnya, Jumat 2 Maret 2012.

Simamora menambahkan, pelaku ditengarai sudah membuat target terlebih dahulu sebelum beroperasi.Para pelaku pencurian di gereja sudah mempelajari kondisi dan geografis lingkungan gereja, termasuk kebiasaan sosial di sekitarnya. Dengan demikian,pencurian perangkat pendukung ibadah, seperti amplifier, speaker, dan sejumlah alat musik di gereja mudah dilakukan.

“Kalau terkait keterlibatan warga sekitar, sejauh ini belum dapat kami pastikan. Namun pengembangan penyelidikan akan terus agar kasus serupa tidak terulang kembali,”katanya. Simamora berharap, ke depan aparat desa dan warga jemaat mengaktifkan kembali sistim keamanan lingkungan. Tujuannya agar seluruh tempat- tempat yang dianggap aman atau jauh dari tindak pidana dapat terlindungi.

Pasalnya kehilangan sejumlah perlengkapan gereja juga disebabkan kelalaian.“Jadi kami berharap semua pro-aktif dan jangan lengah,”ujarnya. Sementara itu, Janpiter Simorangkir (34), jemaat HKBP Simorangkir, salah satu gereja yang dibobol maling, mengatakan selama ini di lingkungan gereja sangat aman. Bahkan tidak ada yang pernah kehilangan di gereja tersebut. “Karena itu, kami sangat terkejut ketika mengetahui alat musik gereja hilang,”paparnya.

Menurut Janpiter akibat pencurian itu,pada minggu ini para jemaat tidak menggunakan alat musik dalam beribadah. Sebab alat musik keyboard tersebut merupakan satu-satunya milik gereja. Kepala Desa Pancur Napitu, Kecamatan Siatar Barita, Tongam Sibarani mengakui bahwa warga selama ini menganggap rumah ibadah tidak mungkin dibobol maling. Sebab bagi sejumlah warga rumah ibadah merupakan salah satu tempat yang sakral untuk memuji Tuhan.

Namum belajar dari peristiwa kehilangan ini, Tongam berharap bukan hanya jemaat gereja saja yang aktif, melainkan seluruh warga harus saling menjaga. “Kami juga sudah mengimbau warga jangan lengah. Gereja yang dianggap sakral saja sudah dibobol maling, apalagi rumah warga,” pungkasnya. (Eksposnews)