Wednesday 18 April 2012

Wednesday, April 18, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Fenomena Menarik! 'Hosti Berdarah' di Gereja Santo Fransiskus Xaverius Kidul Loji, Yogyakarta.
YOGYAKARTA - Sebuah berita mengejutkan namun meneguhkan iman muncul di beberapa milis katolik mengenai terjadinya 'mukjizat' berupa hosti berdarah. Kejadiannya di Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius di Jl. Panembahan Senopati 22, Yogyakarta yang dikenal oleh umat katolik setempat dengan nama Gereja Kidul Loji.

Peristiwa ‘aneh' ini terjadi saat berlangsung misa/ekaristi mingguan pada hari Minggu, tanggal 15 April 2012. Saat itu, yang memimpin perayaan ekaristi adalah Romo V. Suparman Pr, salah satu pastur di Gereja Kidul Loji.

“Sampai Liturgi Ekaristi dan Komuni, semuanya berjalan lancar-lancar saja,” kata Romo Noegroho Agoeng Pr, Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Semarang.

Hosti terjatuh dan hilang
Menurut Romo Agoeng mengutip cerita dan syering dari Romo Saryanto Pr –Romo Vicaris Episcopalis Wilayah DIY—kejadian ‘aneh’ yang meneguhkan iman terjadi saat berlangsung penerimaan komuni. Seorang prodiakon tengah menerimakan komuni pada salah seorang umat kategori muda/remaja. “Saat mau disantap, tiba-tiba hosti tersebut jatuh,” jelas Romo Noegroho Agoeng.

Dicari-cari juga tidak ketemu. “Anak itu kemudian diberi hosti lagi dan kemudian ‘sukses’ ditelan. Komuni berlanjut seperti biasa,” tambah Romo Agoeng.

Usai misa berakhir, prodiakon tersebut datang dan melaporkan peristiwa hilangnya hosti tersebut saat berlangsung komuni. Kemudian, prodiakon itu berinisiatif mencari hosti yang hilang.
Hosti yang jatuh dan hilang itu akhirnya ditemukan di tempat tak jauh dari lokasi pembagian komuni tadi. Hanya di situ ditemukan sebuah ‘gumpalan darah’ sebesar hosti.

“Gumpalan darah itu kemudian dilap dengan purificatorium (kain putih yang biasa dipakai romo untuk mengelap tangan usai mencuci tangan saat mencampur air dan anggur) dan kemudian purificatorium itu dibersihkan dengan air suci,” tulis Romo Agoeng.

Prodiakon itu lalu berinisiatif mengajak anak remaja dan ibunya serta beberapa umat lainnya untuk berdoa, mohon ampun atas ‘kelalaian’ tersebut.

Purificatorium itu kemudian dimasukan ke dalam piscis (kotak kecil untuk menyimpan hosti) dan piscis itu diletakkan di kapel pasturan.

Pukul 24.00 bersama Romo Vikep Saryanto Pr, Romo V. Suparman Pr melihat kembali piscis berisi ‘hosti berdarah’ tersebut. “Yang bekas darah dibersihkan dan masih terasa basah; sementara bercak darahnya sudah mulai pudar. Namun di bagian yang sudah kering ada bekas darah warna merah kecoklatan. Baunya wangi,” tulis Romo Noegrogo Agoeng.

Purificatorium itu kembali disimpan kembali di kapel pasturan. (Sesawi)