Monday 23 April 2012

Monday, April 23, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Memalukan! Anders Behring Breivik : al-Qaida adalah Inspirasi Saya.
OSLO (NORWEGIA) - Usaha pemburukan nama Kristen khususnya kelompok Kristen fundamental seperti Gereja Baptis, Gereja Injili dan Gereja Adventis oleh kelompok-kelompok pembenci Kristus nampaknya terlihat jelas.

Seperti yang terjadi pada Anders Behring Breivik, sang pembantai tak bertuhan yang menggunakan topeng 'anti Islamisasi di Eropa' dan 'anti-pembersihan etnis Norwegia'.

Bagi banyak kelompok pembenci Kristen (non-Kristen, kaum sekular dan kaum atheis), pria ini adalah senjata utama untuk menuduh gereja yang dicap 'tidak becus' karena telah 'mengembang biakkan' kebencian terhadap mereka. Dan salah satu buktinya, tuduh mereka, adalah peristiwa peledakan di Oslo dan penembakan ratusan orang di Pulau Utoya, yang menewaskan 77 orang, pada Jumat 22 Juli 2012.

Sayangnya, serangan solo dari pria golongan liberal yang berumur 33an tahun ini dalam manifestonya, menganggap Kristen hanyalah sebagai budaya dan kehidupan bermasyarakat Eropa, Iman dan percaya terhadap Tuhan adalah sesuatu yang tidak masuk akal dan menganggap Yesus Kristus hanyalah manusia biasa, mengakui kalau perbuatan terkutuknya itu karena terinspirasi dengan al-Qaeda, kelompok teroris Islam terbesar yang telah membantai jutaan orang di berbagai penjuru dunia.

"Al-Qaida adalah inspirasi saya," puji Breivic. "Anda lihat sendiri, al-Qaida adalah kelompok militan yang paling sukses di dunia" paparnya dihadapan peserta sidang pada hari kedua persidangannya di Oslo pada Selasa (17/04/2012).

Sama seperti al-Qaida, katanya, sebagai 'nasionalis militan' yang membela bangsanya, Norwegia, ia merasa berkewajiban untuk mempertahankannya dari meningkatnya kehidupan multi budaya di negara itu, yang menurutnya mengancam keberadaan orang asli Norwegia.

Sehingga "adalah sebuah hak dasar yang manusiawi jika melakukan hal tersebut," jelasnya, sembari membeberkan bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok besar militan beragama yang merasa terhormat jika telah membunuh orang dibencinya.

Bukan Counter-Jihad dan 'Kristen Fundamental'
Lucunya, pria yang tidak pernah mengikuti ibadah di persekutuan Kristen selama dua puluh tahun lebih ini mengaku dirinya menolak dituduh terinspirasi apalagi menjadi bagian dari kelompok Counter Jihad (anti Islamisasi) di Eropa. Terutama Fjordman, seorang blogger sayap kanan radikal yang berpengaruh di semenanjung Skandinavian.

"Sangat konyol jika saya dihubungkan dengan dengan Fjordman. Sebab dia sangat menentang kekerasan dan memuja demokrasi," ucap Breivik pada Rabu (18/04/2012).

Sedangkan terkait tuduhan Breivic sebagai seorang 'Kristen Fundamental' yang masih diseru-serukan kelompok non-Kristen, nyatanya tidak pernah terbukti. Breivic sendiri membantah dirinya sebagai seorang Kristen.

Propaganda ini pertama kali diserukan oleh kelompok 'anti diskriminasi' terhadap Islam di Inggris, Hope Not Hate. Usai terkuaknya Breivic sebagai pelaku utama teror.

Melalui website mereka, dipublikasikan sebuat opini yang menggapi peristiwa di Norwegia itu sebagai 'indikasi' adanya kebencian umat Kristen terhadap Muslim yang 'selalu' dikambing hitamkan sebagai teroris, (seperti di New York, London, Madrid, Mumbai, Bali, Paris dll). Hal ini didapatkan setelah ditelusuri pernyataan 'Kristen Fundamentalis' dalam manifestonya.

Hal ini pun menjadi sumber utama tuduhan para anti Kristen yang menuduh umat Kristen terutama 'Kristen Fundamentalis' di Eropa memiliki milisi atau kelompok ekstrimis Kristen.

Tuduhan yang selanjutnya diberitakankan melalui stasiun televisi utama di Norwegia, TV2, kemudian tersebar luas dan menjadi berita utama di berbagai negara (termasuk Indonesia) yang mem-beo-kan tuduhan 'Kristen Fundamentalis' kepada Breivic tanpa pernah menyadari kekeliruan mereka.

Sedangkan pernyataan Dewan Gereja Sedunia (WCC) dan Kelompok Kristen Fundamental di Eropa Utara terkait peristiwa tersebut, diabaikan dan dianggap tidak akurat.

Walau tidak berdasar, hingga kini tuduhan itu masih sering dipakai kaum non-Kristen untuk menyerang umat Kristen yang dicap radikal dan keras terhadap intoleransi dan kemunafikan mereka dalam 'merajut' perdamaian. (FrontPage/TV2/AP/TimPPGI)