GAINESVILLE (AS) - Menentang aksi kebiadaban Islam selama 1400 tahun terakhir ini sebagai pandangan politik yang mencekik umat beragama lainnya serta penganjuran kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan dan penghancuran adalah tema utama dari khotbah seorang pendeta kontroversial, Pdt Terry Jones, pada sebuah unjuk rasa yang diadakan dihalaman gedung gerejanya di Gainesville, Florida.
Ini dikatakan Pdt Jones menguatkan seruannya menuntut pembebasan secepatnya Pdt Youchef Nadarkhani dengan mengancam akan membakar kopian tulisan dari kitab suci agama Islam dan gambar Muhammad, nabi utama dalam agama Arab itu pada Sabtu (28/04/2012).
Usai khotbah, dilanjutkan dengan aksi pembakaran yang terjadi pada pukul 17.55 waktu Amerika Serikat bagian timur (Minggu (29/04/2012) pukul 09.55 WIB ), di depan halaman gedung gereja serta dihadiri oleh sekitar 20-an orang dari beberapa jemaat gerejanya disekitar Florida.
Sedangkan aparat keamanan dan pemadam kebakaran yang hadir sejak siang hari, berada beberapa meter diluar kawasan gereja, mereka memantau aktivitas para pengunjuk rasa selama aksi berlangsung, mencegah hal-hal yang tidak diharapkan, terjadi.
Bersama dengan beberapa pendeta kontroversial lainnya, pendeta yang memimpin jemaat kecil di Florida, Dove World Outreach Centre, menyatakan aksi pembakaran ini terjadi karena pemerintah Islam Iran telah mengabaikan ancaman mereka sejak beberapa bulan lalu, yang menuntut akan membakar kopian kitab kuning, selama pendeta Youcef Nadarkhani, seorang Iran yang menjadi Kristen sejak lahir kemudian ditangkap dan dihukum mati karena tuduh 'keluar dari Islam' dan 'memurtadkan muslim', selain juga 'menjadi mata-mata Israel dan Amerika'.
Aksi pembakaran di Gainesville ini selain dipublikasikan di media lokal, juga disiarkan melalui siarang streaming di internet, melalui situs web mereka Stand Up America!.
Pantaskah dibakar?
Walau Pdt Jones mengakui aksinya ini didukung oleh beberapa warga Kristen di Brazil , Filipina, India, Jerman, Kanada dan Romania selain beberapa negara di benua Afrika. Mayoritas tokoh dan warga Kristen di Amerika Serikat dan penjuru dunia menyatakan penyesalan dan kesedihan dari aksi ini, sebab bukan menjadi pemecah persoalan, hal ini semakin memperparah kondisi umat Kristen di negara itu dan malah menjadi alasan baru kaum Muslim untuk menghina, membunuh dan membantai umat Kristen di negara-negara mayoritas Islam. Lainnya juga menganggap aksi Pdt Jones sebagai aksi mencari muka dan popularitas.
Disisi lain mayoritas website organisasi Islam telah memelintir pesan utama dari aksi Pdt Jones sebagai 'penghinaan' terhadap Islam. Tidak satupun dari mereka yang menanggapi aksi ini sebagai teguran dan ancaman kepada pemerintah Iran, yang pastinya akan berujung pada peningkatan penganiayaan terhadap umat Kristen.
Sayangnya para penilai (kaum Muslim) ini malah menutup mata atas aksi terkutuk saudara mereka baru-baru ini di beberapa negara islam yang dengan bebas dan merdeka membakar ratusan Alkitab dan gedung Gereja, seperti yang terjadi di Mesir, Nigeria, Sudan, Suriah, Tunisia, Turki dan beberapa negara lainnya (termasuk pelarangan ibadah di Indonesia). Sedangkan pemimpin agama hukum mereka di Saudi, bukannya menjalin toleransi malah menyerukan penutupan gedung gereja (perkumpulan umat Kristen) secara besar besaran di negara itu.
Sehingga apapun yang terjadi (membakar Quran atau tidak), kata Pendeta Jones sebelum melakukan aksinya, "Umat Kristen akan tetap menjadi korban dari ketidak-adilan ini." Dan ketika seseorang (Kristenphobia) yang mengatakan umat Kristen sebagai kaum fanatik yang melakukan hal ini sebagai aksi ketakutan (terhadap Islam), dengan balik menghina dan menganiaya umat Kristen, "Mereka sendirilah yang sebenarnya fanatik," tandasnya. (SUA!/Gainesville/IroSur/TimPPGI)