“Informasi robohnya gereja kami setelah dikabarkan oleh rekan saya Pdt.Gusti Palesang ketika melintasi gereja melihat kondisi bangunan gereja sudah roboh. Mendengar kabar tersebut pagi-pagi saya langsung kelokasi ternyata kondisi bangunan gereja sudah roboh,tanpa disadari air mata saya keluar dan menangis melihat kondisi bangunan sudah ambruk betapa sedihnya hati,” kata Pdt.Timotius Amirudin.
Ia menyatakan, dirinya dan beberapa anggota jemaat merasa sedih dan kesal karena sudah berusaha semaksimal mungkin mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membangun sebuah rumah ibadah gereja.
“Sebagai umat beragama tentunya kita sadar karena gereja bagi orang Kristiani adalah rumah Tuhan tempat kita mengadakan kebaktian sembahyang dan berdoa. Karena gereja merupakan tempat persekutuan anggota jemaat dari sebuah gereja,” katanya.
Atas kejadian ini,tentunya bingung darimana lagi mendapat uang untuk biaya memperbaiki dan menyelesaikan pembangunan gedung.“Dana yang terkumpul sudang habis terpakai untuk membangun fisik bangunan gereka. Belum sampai rampung karena keterbatasa dana,” jelasnya.
Lebih jauh ia membeberkan, gedung gereja berdiri sejak bulan Agustus 2011. Sampai bulai Mei 2012 masih mengerjakan dinding bahan beton belum sempat diplaster kedua dinding samping roboh yang masih berdiri hanya dinding depan dan belankang.
Disinggung berapa kerugian material akibat bencana ini? Pdt. Timotius menyatakan sekitar Rp.30 juta.
“Karena gereja ini dibangun seluas ukuran 7 x 14 m dibangun diatas tanah 12 x 20 m. Terus terang saja saya baru mulai merintias 4 tahun jemaat kami baru mulai bertumbuh sebagai Hamba Tuhan saya merasa beban untuk melayani pekerjaan Tuhan demi membina dan membangun umat beragama khususnya umat Kristiani di sekitar Ilong ini".
Ia menambahkan, dalam kondisi yang tidak berdaya ini bersama anggota jemaat GPDI Ilong mohon uluran tangan Pemerintah Kabupaten Landak bersama jajarannya agar membantu kami dalam menyelesaikan pembangunan gedung gereja. (Pontianak Post)