Monday 25 June 2012

Monday, June 25, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Sekjen Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC) Beribadah dengan Jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia depan Istana Negara.
JAKARTA - Nasib jemaat Gereja Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia untuk beribadah dengan aman agaknya tidak dijamin. Padahal, tugas negara memastikan semua orang dapat beribadah dengan aman, di mana pun.

Ibadah berulangkali depan Istana Negara terus dilakukan mereka. Dengan harapan persoalan soal tempat beribadah yang dialami bisa didengar Presiden SBY. Akan tetapi, kenyataannya hingga kini mereka masih juga melakukan ibadah di depan Istana Negara.

Minggu (24/06/2012), pukul 13.00 WIB, sekitar 200 jemaat GKI Yasmin dan HKBP  Filadelfia kembali beribadah di depan Istana Merdeka Jakarta.

Peribadatan dipimpin Pendeta Palti Panjaitan dari HKBP Filadelfia serta diiringi Gondang dan Tor-tor Batak yang diklaim Malaysia.

“Peribadatan kali ini dihadiri Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Se-Dunia, Pendeta Dr. Olav Fykse Tveit, didampingi Pendeta Gomar Gultom, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia,” Juru Bicara GKI Yasmin Bona Sigalingging.

Bona menjelaskan, Pendeta Olav menyampaikan keprihatinan dan penyesalan besar Dewan Gereja Se-Dunia akan apa yang terjadi pada GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia. Menurut Olav,  adalah tugas negara memastikan semua orang dapat beribadah dengan aman, di mana pun.

"Semua umat, baik Kristen, Islam, Budha, Yahudi, dan lain-lain, untuk dapat beribadat di rumah ibadahnya masih-masing, sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing,” kutip Bona mengutip orasi Olav.

Peribadatan depan Istana Merdeka dilakukan sejak Februari 2012 setiap 2 Minggu sekali setiap bulan. Ibadah di tepi jalan dilakukan karena Gereja GKI Yasmin ditutup oleh wali kota Bogor dan Gereja HKBP Filadelfia ditutup oleh Bupati Bekasi.

Dua pejabat negara ini diklaim melawan hukum dan melawan putusan pengadilan, Mahkamah Agung dan Rekomendasi Wajib Ombudsman Republik Indonesia. (Berita Kawanua)