Tuesday, 21 August 2012

Tuesday, August 21, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 90 Persen Umat Kristen Iran di Austria adalah Mantan Muslim. VIENNA (AUSTRIA) - Setelah rezim Islam menguasai Iran pada revolusi 1979, banyak warga Iran yang dipaksa meninggalkan tanah kelahirannya, hal inipun menimbulkan banyak celah untuk mengenal Kristus.

Diberitakan Mohabad News pada 23 Juli 2012 lalu, berbagai pelayanan Kristen dan Gereja Rumah yang ada di Iran ternyata lahir dari kalangan Kristen berlatar belakang muslim, pendalaman yang awalnya digunakan untuk menjatuhkan iman Kristen malah membuat mata mereka terbuka melihat kebenaran Kristus. Sehingga banyak warga Iran dan Afghanistan yang mengikut Kristus.

Selain di Jerman, Hal yang sama terjadi di Vienna, ibukota Austria dimana 100 orang asal Iran dan Afghanistan, baik tua maupun muda berkumpul di sebuah ruangan dimana nuansa rohani mendominasi tempat itu. Sebuah salib kayu terpampang di hadapan jemaat, suara yang menyanyikan kidung berbahasa Persia.

Walaupun menjadi tamu di negara lain, para imigran Kristen asal Iran dan Afghanistan ini merasakan kedamaian bagai dirumah sendiri, sekurangnya ada lima komunitas Kristen Iran yang muncul di kota Vienna, mereka hidup damai berdampingan dengan komunitas muslim dari Iran.

Reza A, seorang pendiri komunitas Kristen, menyatakan dirinya mengungsi ke Austria pada 14 tahun yang lalu, saat itu ia masih menjadi muslim.

Pada awalnya ia menetap di Traiskirchen, sebuah kota 20 km selatan dari Vienna. Saat menjelang Natal, Reza bersama istri dan anaknya pergi ke sebuah kegiatan sosial bersama warga kota, yang dilakukan oleh Gereja Injili, Sepulang dari kegiatan sosial itu anak perempuannya menceritakan bahwa jauh sebelum menghadiri kegiatan itu dirinya telah bermimpi menjadi seorang Kristen, hal itupun diceritakan kepada kedua orang tuanya.

Reza yang terkejut mendengar kesaksian anaknya itu pun awalnya tidak menanggapi dan menganggap anaknya telah dicuci otak oleh Gereja Injili,  namun setelah beberapa tahun hidup bersama anaknya yang teguh menjadi Kristen. Ia mulai mempelajari agama yang telah diikuti anaknya itu. Awalnya ia ragu, namun satu tahun enam bulan kemudian ia memutuskan mengikut Kristus, semenjak ia bermimpi melihat Yesus Kristus.

"Hidup kami berubah sejak saya melihat Yesus dalam mimpi saya," tutur Reza.

Ia kemudian mendirikan Asosiasi Kristen Injili Iran pada tahun 2010, setelah beberapa tahun mempelajari Alkitab. Awalnya hanya dua orang yang sering beribadah dan memperdalam Alkitab bersamanya, namun kini, sudah adah ratusan orang yang datang setiap minggu, hingga ruang itupun tidak sanggup memuat jemaat yang hadir.

Reza memperkirakan, "Sekitar 400 hingga 500 warga Kristen Iran menetap di Austria, Sembilan puluh persennya datang dari latar belakang Islam," dengan jumlah peningkatan terbanyak terjadi pada Gereja Katolik, sembari menambahkan Asosiasi Kristennya tidak hanya berada di Vienna, namun juga di Linz, Salzburg dan Graz.

Terkait hal itu, Theodor Schwaiger dari Alliansi Komunitas Injili di Austria (ECA) menyatakan lima puluh persen dari mereka yang dibaptis berada di wilayah Oberosterreich adalah warga Iran. Dan hal ini merupakan kebangkitan sebuah bangsa terhadap Kristus yang kadang kala tidak selalu dapat ditampilkan.

"Anda tidak dapat dengan pastinya mengatakan berapa jumlah warga Iran yang berpindah ke Kristen, entah di dalam maupun diluar negara Iran. Ini akibat banyaknya kasus 'disimpannya' iman Kristen mereka, walaupun jumlahnya dapat dibilang dalam jutaan dan terus bertambah," tandas Schwaiger. (MohabatNews/TimPPGI)