Tuesday 21 August 2012

Tuesday, August 21, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Pembunuhan dan Penganiayaan Terhadap Umat Kristen di Mesir Bertambah Setelah Seruan Islamisasi 'Organisasi Jihad'.
KAIRO (MESIR) - Beberapa jam setelah tersebarnya selebaran teror keji yang menyerukan pembantaian umat Kristen di Mesir dengan upah, oleh Ikwanul Muslimin dengan menggunakan bertopeng dengan nama 'Organisasi Jihad Mesir' yang terkuak pada 13 Agustus 2012, pembunuhan terhadap umat Kristen perlahan-lahan mulai meningkat.

Provinsi Asyut, di bagian selatan Mesir nampaknya menjadi lokasi pertama pembantaian tersebut. Menurut laporan yang diberitakan Menna Magdi, pada 14 Agustus 2012 sebuah peristiwa pembunuhan serampangan yang menargetkan umat Kristen terjadi sebuah kota di daerah hulu sungai Nil.

Seorang pria yang tidak dikenali pada pagi hari menyerang sebuah toko sepatu di pusat kota Asyut, dan menyembelih hingga tewas pemilik toko, Refaat Eskader, seorang Kristen Koptik.

Anak Eskader menyatakan ayahnya dibunuh saat ia sendirian di dalam toko, diakuinya ayahnya tidak memiliki musuh ataupun membuat masalah dengan siapapun.

Salah seorang saksi mata menyatakan melihat salah satu dari pembunuh yang melarikan diri menggunakan jubah khas muslim Salafi.

Pada Malam harinya,  ratusan umat Kristen berkumpul di Direktorat Keamanan Administratif (setingkat Kecamatan) Manfalut, Kota Asyut, dimana 80 persennya merupakan warga Kristen, mereka menuntut polisi melindungi mereka, anak mereka dan perumahan mereka dari kelompok gang bertopeng Islam yang menyerang dan meminta 'pajak jizya.'

Selain itu, sebuah peristiwa ancaman pembunuhan juga pada hari yang sama terjadi di desa Al Gallaweya, Sohag, daerah Hulu Mesir.

Coptic Solidarity yang mengutip berita dari Al Akhbar News melaporkan, umat Kristen di daerah itu dipukuli, tempat usaha mereka dibakar, uang mereka dirampok sedang rumah mereka dirusak.

Nageh Hozar, salah seorang korban memberikan kesaksian, ia bersama beberapa pemuda pemilik usaha, uangnya ditagih oleh Sedky Rashwan dan gangnya atas nama 'jizya'. Menolak memberikan uang, mereka dipukuli dengan kayu hingga terluka parah.

Tak sampai disitu, mereka juga mengancam dengan kayu yang dijadikan pemukul senjata mesin, "[jika ada] umat Kristen yang berani meninggalkan rumahnya, ia akan dibunuh." Selain juga mereka mengancam akan membunuh orang Kristen yang berani berada di jalan raya.

Bukannya mencari, menangkap dan menahan para pelaku, polisi malah menahan tiga umat Kristen yang menjadi korban dengan alasan sebagai 'saksi' penyelidikan.


Hal ini menggambarkan secara jelas berjalannya 'pembantaian agama' dengan dhimisasi melalui kekerasan dan intoleransi, walaupun aparat keamanan dan pemerintah telah datang ke desa itu, tidak berarti membuat umat Kristen aman, sebab kedatangan aparat terlihat dipaksa, akibat ketakutan dan terancam dengan kehadiran muslim fundamentalis (Ikwanul Muslim dan Salafi) di tempat itu. (RI/CopticSolidarity/TimPPGI)