Wednesday 29 August 2012

Wednesday, August 29, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Bukti Toleransi! Umat Kristen di Manado Rayakan Lebaran.
MANADO (SULUT) - Lebaran ketupat di Manado makin ramai saja. Meski hujan mengguyur lokasi perayaan, Minggu (26/08/2012), namun antusiasme warga untuk bersilaturahmi dan merayakan kemeriahan itu tak luntur. Seperti biasa, Kelurahan Mahawu dan Maasing, Tuminting menjadi lautan manusia.

Tradisi sejumlah warga muslim Manado ini mulai menyebar. Seperti di Maasing, bukan hanya warga muslim saja merayakannya dan menggelarnya. Sebab, warga Kristiani yang ada di kampung tersebut juga menggelarnya. “Coba berkunjung di saudara yang kristiani, mereka pasti ada ketupat, dan mereka juga bikin acara. Nilai ini yang kami inginkan nilai seperti ini. Bukan nilai elit, seperti kunjungan pejabat,” kata Syarif, Ketua Panitia Lebaran Ketupat Kelurahan Maasing, kemarin.

Menurutnya, kebersamaan perayaan lebaran ketupat antara umat Muslim dan Kristiani itu terbangun sejak lama, khususnya di Maasing. Setelah dibuka secara resmi di panggung Lingkungan 4, dipersilahkan semua yang mau membangun silaturahmi menikmati ketupat di Maasing. “Terbuka bagi siapapun yang mau bersilahturahmi dengan masyarakat. Kami juga mengundang kerabat, saudara, teman kerja, dll. Makanya Maasing ramai sekali,” kata Syarif.

Hal senada dikatakan Erna Lantoni, Kepala Lingkungan III Kelurahan Mahawu. Menurutnya, di Mahawu tradisi lebaran ketupat ini sudah ada sejak 1970-an. “Saya dari tahun 1979 berada disini, tradisinya sudah ada. Non-muslim juga turut merayakan lebaran ketupat,” katanya.

Sementara itu, di Lingkungan 1 Kelurahan Maasing warga bersama Partai Amanat Nasional dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut turut serta memeriahkan lebaran ketupat. Sekretaris KNPI Sulut Arfan Mokodongan SH mengapresiasi kegiatan seperti ini, dan berharap tetap dilestarikan.

Hal yang sama di sampaikan Ketua PAN Manado Boby Daud dan Sekretaris DPW PAN Sulut Ayub Ali Albugis SE. “Agenda ini harus terus dijaga untuk mempererat persatuan dan kesatuan, sehingga perwujudan toleransi boleh terjadi di Kota Manado,” kata Albugis. (ManadoPost)