BAGHDAD (IRAK) - Sebuah aksi teror terhadap umat Kristen kembali terjadi. Sebuah bom mobil meledak diluar sebuah gedung gereja Katolik Suriah Paroki Keluarga Suci di kota Kirkuk, melukai sekurangnya Sembilan orang, termasuk pastor gereja.
Ruangan gedung Gereja Keluarga Kudus yang terkena bom pada 2 Agustus 2012 |
Pasca-ledakan bom, Uskup Agung Gereja Katolik Suriah di Kirkuk, Mgr Yohanna Petros Mouche, melakukan konferensi pers meminta pemerintah Irak yang menutup mata atas peristiwa ini. Ia meminta pemerintah memastikan keamanan untuk umat Kristen di Kirkuk.
Uskup Agung juga meminta para pemimpin Islam di Irak agar bersama-sama menyerukan anti kekerasan terhadap terorisme dan kejahatan, yang juga telah menjelekkan reputasi Islam serta martabat Irak.
Uskuk menambahkan “Saya berharap apa yang terjadi di Irak pada hari ini, dapat mengkonsolidasikan kekuatan iman Kristen kita dan solidaritas dari sesama. Tidak perduli seberapa besar jadinya kejahatan, tidak akan mampu menggoyahkan keimanan hati kita. Hati yang beranu tetap teguh.”
Pemerintah Amerika Serikat, melalui juru bicara Departemen Dalam Negeri, mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga yang menjadi korban. Serangan terhadap kelompok agama minoritas merupakan bukti bahwa terorisme akan menghancurkan dan mengganggu perjalanan Irak menuju berkurangnya kekerasan.
Amerika Serikat juga berjanji dan yakin bahwa pemerintah Irak akan melakukan langkah-langkah seperlunya memperbaiki dan menanggulangi aksi jahat seperti ini ke mata hokum dan melanjukan meningkatkan pengamanan situasi kepada seluruh warga Irak. Termasuk komunitas minoritas yang terancam akibat iman dan kepercayaan mereka. (VOAnews/TimPPGI)