Sunday, 5 August 2012

Sunday, August 05, 2012
1
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Satu Tewas Saat Membakar Rumah, Ikwanul Muslimin dan Salafi Bersatu dan Kembali Membakar Kendaraan, Rumah dan Tempat Usaha Warga Kristen di Dahsyour.
KAIRO (MESIR) - Sama seperti pemicu konflik-konflik sebelumnya, perasaan rendah diri para muslim 'fundamentalis' karena merasa 'dikalahkan' dan 'dihina' oleh kaum yang mereka kategorikan sebagai dhimmi di wilayah mereka, memaksa mereka untuk berpacu dalam perang 'egois' mereka dalam usaha menuntut sebuah 'kemenangan' dan 'kekuasaan' semu. Sayangnya, hal ini dilakukan dengan berbagai cara mulai dari penculikan, pemaksaan membayar jizya,  pelarangan ibadah hingga 'pembalasan dendam' ketika salah satu anggota mereka tewas akibat kebodohan mereka sendiri.

Berawal pada akhir bulan Juli lalu di sebuah desa Dashour di kota Badrasheen, Provinsi Giza, dekat ibukota Mesir, Kairo, sebuah konflik yang diawali dengan pemukulan seorang muslim karena baju kerahnya hangus saat disetrika di  binatu yang dikelola oleh Samih Nasim, seorang Kristen Koptik, sehingga membalasnya dengan membakar puluhan rumah warga Dahsyour yang mayoritas Koptik serta menggelandangkan 120 keluarga.

Tidak berhenti sampai disitu, para intoleran ini, selama dua minggu terakhir telah mencari berbagai cara guna 'memusnahkan' di warga desa Kristen yang telah berani 'menantang' mereka.

Salah satu alasan baru yang muncul ketika seorang anggota Ikwanul Muslimin, Moaz Hassab-Allah yang hangus terbakar saat akan menyerang dan membakar rumah Samih Nasim pada Kamis (26/07/2012).

Sebelum kematian pria yang menderita luka bakar tingkat tiga pada Rabu (01/08/2012) pagi, konon, ia telah berpesan kepada keluarganya untuk membalaskan dendam kematiannya dengan membumihanguskan warga Kristen di Dashyour.

Siang harinya, seorang imam dari Ikwanul Muslimin di wilayah itu dengan menggunakan sebuah kendaraan bertoa, mendatangi desa Dashyour dan mengumumkan akan membakar gedung Gereja Koptik Mar Girgis (Santo George), membunuh pastor dan semua warga Kristen, dan membakar rumah mereka, sebagai bentuk 'pembalasan' atas kematian Moaz.

Ribuan muslim dari Ikwanul Muslimin dan Salafi pun bergabung melaksanakan serangan 'pembalasan' mereka terhadap umat Kristen di Dasyour sejak sore hingga malam harinya, Rabu (01/08/2012).

Mereka menyerang dan membakar belasan kendaraan di Nile City Tower, dekat Dashyour dan serta belasan lagi rumah dan tempat usaha warga Kristen.

Guna menghindari bentrok berdarah, warga Kristen di desa itu menghindar dan bertahan di dekat gedung gereja, sedangkan disisi lain, ratusan aparat militer yang didatangkan di desa itu bukannya hadir untuk mencegah dan meredam kegananasan para muslim yang membakar dan menghancurkan berbagai benda milik orang lain dengan bebasnya, mereka hanya terlihat berfokus untuk 'menjaga' warga Kristen yang berada di gedung gereja Mar Girgis.

Aparat 'berjaga-jaga'
"Aparat keamanan berada di lokasi kejadian ketika kejahatan terjadi dan dan mereka tidak melakukan apa-apa," ujar Wagih Jacob, seorang Aktifis HAM di Kairo.

Dipicu Masalah Sepele
Pastor Takla Abdel Sayed, kepala Gereja Mar Girgis Dashyour, kepada seperti dibagikan MidEast Christian News melalui surel kepada TimPPGI mengungkapkan, masalah terbakarnya baju dan perkelahian antara Samih Nasim dan Ahmad Ramadan, pada Rabu (05/07/2012) sebenarnya akan diselesaikan usai buka puasa pada Kamis (26/07/2012), namun keburu batal akibat aksi pemukulan  dan penyerangan rumah Samir oleh Ramadan bersama ratusan muslim pada Kamis sore, sebelum pembicaraan damai diadakan.

"Namun, Ramadan datang lagi sebelum waktu yang dijanjikan bersama," ucap Pastor Takla sembari menambahkan, tidak sendirian, kedatangan dini Ramadan pada Kamis itu bersama ratusan jemaat muslim yang mengganas.

Jumat (27/07/2012), sehari kemudian, para muslim kembali  mendatangi rumah Samih dengan senjata tajam, senjata api dan bom molotov. Pastor menjelaskan, keluarga besar Samih bersama warga menghadapi kelompok besar ini dengan balas melemparkan bom molotov.

"Ini membuat warga muslim semakin marah dan kemudian membakar rumahnya dan keluarga bersama tempat usaha binatunya, setelah sebelumnya menjarah isinya, total kerugian mencapai 400,000 pound Mesir (621 juta rupiah)," tutur Pastor Takla. "Selanjutnya mereka melarang pemadam kebakaran untuk mendatangi lokasi kebakaran."

Selain membakar rumah Samih dan beberapa rumah lainnya, kelompok fanatik ini juga berhasil melukai anggota keluarga Samir. Menurut Pastor, Sekitar 500 penduduk muslim disekitar desa Kristen itu tidak tinggal diam menonton aksi intoleransi itu. Mereka berhasil menghalangi aksi para fundamentalis dari Salafi dan Ikwanul Muslimin dari kota yang berniat membakar gedung Gereja Mar Girgis, mereka menahan massa fanatik ini hingga kedatangan aparat militer yang kemudian mengamankan situasi.

Pada Sabtu (28/07/2012) dini hari Samih Nasim, ayahnya dan saudara laki-lakinya ditahan aparat bersama dengan puluhan warga Kristen yang bertahan melawan agresi para intoleran itu, puluhan warga itu kemudian menjadi saksi peristiwa atas tuntutan kepada Samih Nasim dan keluarganya terkait pemilikan bahan peledak dan tuduhan sebagai pelaku utama 'penghasutan yang menimbulkan perkelahian', sedangkan belasan fundamentalis Islam pelaku pembakaran yang sebelumnya ditahan, kemudian dibebaskan tanpa syarat, karena 'kurangnya' bukti lapangan. (AINA/AlMonitor/VoC/TimPPGI)