Sunday, 12 August 2012

Sunday, August 12, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Kotbahnya Menyoroti HAM dan Kemiskinan, Pastor Viateur Banyangandora Dideportasi Pemerintah Zambia.
LUSAKA (ZAMBIA) - Sejumlah tokoh Katolik di Zambia sangat marah terkait deportasi secara rahasia yang dilakukan pemerintah terhadap Pastor Viateur Banyangandora, warga negara Rwanda dan kepala Paroki Lundazi.

Menurut Menteri Dalam Negeri Pemerintah Front Patriotic (FP), Pastor  Banyangandora ditangkap dan dideportasi pada Senin karena “tindakannya yang membahayakan perdamaian dan ketertiban di Zambia.

Pihak berwenangmelakukan deportasi terhadap imam itu menyusul kotbahnya sehari sebelumnya terkait kemiskinan, kesenjangan di antara miskin dan kaya, dan peran yang dimainkan oleh partai yang berkuasa, yang menimbulkan krisis kapas baru-baru ini, sehingga banyak petani di daerah Lundazi kehilangan tanaman mereka.

Namun, ada keanehan dalam penangkapan itu, Pastor Banyangandora dikenakan tahanan dan dipertanyakan oleh otoritas lokal, sebelum dibawa dengan cara yang “mencurigakan” ke Lusaka pada malam hari dan dideportasi dari negara itu tanpa memberitahu para otoritas terkait.

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Uskup Chipata Mgr George Lungu, pemerintah Front Patriotic melanggar hak-hak dasar Pastor Viateur.

“Saya, seperti anggota Gereja Katolik lain, masih shock bahwa tindakan seperti itu bisa terjadi pada imam itu dan pemerintah tidak peduli untuk menjelaskan tentang mengapa ia diciduk, di mana ia diambil. Kami mendesak pemerintah untuk secara serius mempertimbangkan dengan mencabut peraturan deportasi demi persatuan,” kata Uskup Lungu dalam pernyataannya.

“Prosedur penangkapan dan deportasi terhadap Pastor Viateur tidak hanya membingungkan kami, tetapi telah mengejutkan kami. Kami tidak habis pikir melihat tindakan pemerintah terkait kebebasan berekspresi, apalagi di mimbar, orang akan menghadapi kriminalisasi di Zambia,” lanjut prelatus itu.

Ia menambahkan, “Kami mendesak pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah nyata yang saat ini berdampak pada orang-orang miskin.” (UcanIndonesia)