Friday, 14 September 2012

Friday, September 14, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pendeta Willem Tumpal Pandapotan Simarmata jadi Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Periode 2012-2016.
TARUTUNG (SUMUT) - Pendeta Willem Tumpal Pandapotan (WTP) Simarmata MA akhirnya terpilih menjadi Ephorus HKBP periode 2012-2016, dengan meraih 697 suara dari 1.350 pemilih, Kamis (13/09/2012). Sesuai jadwal, pelantikan Ephorus terpilih dan pucuk pimpinan HKBP lainnya akan digelar Minggu (16/09/2012) di HKBP Pearaja, Tarutung.

Hasil perhitungan suara pemilihan Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Auditorium HKBP Sipoholon, Kabupaten Taput ini sepertinya tidak jauh berbeda dengan hasil sinode distrik yang menjaring nama-nama calon ephorus. Pada sinode distrik lalu, Pdt WTP Simarmata meraih dukungan terbanyak, disusul nama Binsar Nainggolan, kemudian Ramlan Hutahaean, Nelson Siregar, dan terakhir David Sibuea.

Dalam perhitungan suara pemilihan Ephorus HKBP, Pdt WTP Simarmata yang juga mantan Sekretaris Jendral HKBP mendapatkan suara terbanyak pertama dengan jumlah 697 suara. Di posisi kedua Pdt Binsar Nainggolan meraup 394 suara. Disusul di posisi ketiga Pdt Ramlan Hutahaean sebanyak 176 suara. Kemudian Pdt Nelson Siregar mendapatkan 58 suara, dan terakhir Pdt David Sibuea meraih 25 suara.

Usai penghitungan suara, Pdt WTP Simarmata tampak sibuk meladeni ucapan selamat dari para peserta Sinode Godang. Di  sela-sela menerima ucapan selamat, WTP Simarmata yang ditanya wartawan tentang banyaknya larangan pembangunan gereja dan larangan beribadah, mengaku prihatin.

“Kami pun memiliki keprihatinan yang mendalam atas apa yang dialami gereja penjuru tanah air. Nah, kami akan lihat dulu, apakah memang itu karena tidak diberi izin atau ada hal-hal yang lain,” katanya. Diutarakannya, semua warga negara Indonesia memiliki kebebasan beragama dan menjalankan ibadahnya sesuai dengan agamanya masing-masing.  Kedepan, katanya, pimpinan HKBP akan tetap melanjutkan program pimpinan HKBP yang lama dan tetap menghargai perbedaan dengan umat lain.

“Kita sebagai warga HKBP harus hadir sebagai perekat di tengah-tengah kehidupan. Mengenai Surat Keputusan Bersama tiga menteri tentang pembagunan rumah ibadah, menurut saya banyak hal yang sebetulnya perlu dibicarakan tentang itu. SKB perlu mendapatkan pemikiran ulang. Sebab ada hal-hal yang sebetulnya tidak perlu diatur seperti itu. Karena sebetulnya soal kerukunan tidak perlu diatur lagi. Kerukunan sudah ada dalam diri warga, bangsa dan masyarakat kita,” ujarnya.

Dan dalam UUD, lanjutnya, negara dan pemerintah menjamin dan menjaga keamanan dan kebersamaan warga sehingga kerukunan itu terjadi. “Nah oleh karenanya, kita pun tentunya dalam banyak hal akan melakukan dialog dengan agama-agama lain. Sebab kita yakin tanpa dialog tidak akan ada damai,” ungkapnya.

Sementara itu, mengenai skala prioritas yang akan dilakukannya setelah terpilih, WTP Simarmata mengatakan, banyak keluhan-keluhan yang dia terima dari warga jemaat HKBP tentang bagaimana seharusnya gereja hadir di tengah-tengah jemaatnya.  “Seperti pendeta yang terlalu orientik. Padahal sebetulnya kita membutuhkan agar warga kita mendapat peran yang lebih banyak. Jadi ruang kepada warga jemaat harus lebih besar karena banyak potensi pada diri jemaat kita. Di samping itu apa yang menjadi tatanan dalam pengambil kebijakan dan aturan peraturan harus perlu pemikiran ulang,” pungkasnya sambil permisi dari hadapan wartawan.

Sementara itu, salah seorang peserta Sinode Godang, sintua Aminuddin Manurung yang merupakan utusan dari distrik Labuhanbatu kepada METRO saat dimintai tanggapannya menuturkan, Pdt WTP Simarmata merupakan sosok yang paling tepat dalam memimpin HKBP. Pengalaman WTP Simarmata sebagai mantan Sekjen HKBP dan mantan Ketua Umum PGI wilayah Sumut dinilainya sebagai pengalaman yang akan membuat WTP Simarmata sanggup dalam memimpin organisasi gereja terbesar di Asia Tenggara ini.

“Harapan saya, semoga Ephorus HKBP terpilih dapat merangkul pendeta-pendeta yang memiliki persepsi yang berbeda. Juga dapat mengayomi dan melindungi semua jemaat HKBP secara khususnya. Selain itu, harus dapat membawa HKBP agar diperhitungkan negara dalam setiap mengambil keputusan,” ucapnya.

Pantauan METRO, perhitungan suara Ephorus HKBP dilakukan sejak pukul 14.30 WIB dan selesai pukul 18.45 WIB. Setelah surat suara habis dihitung dan ephorus terpilih sudah diketahui, peserta Sinode Godang pun melakukan kebaktian dan kemudian istirahat. (MetroSiantar)