Saturday 22 September 2012

Saturday, September 22, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ribuan Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) se Indonesia Hadiri Pelantikan Ephorus Baru.
TARUTUNG (SUMUT) - Ribuan Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) se Indonesia hadir menyaksikan pelantikan ephorus HKBP yang baru Pdt. Williem Tumpal Pandapotan (WTP) Simarmata berserta jajarannya di gereja HKBP Pearaja Tarutung, Minggu (16/09/2012).

Ephorus Pendeta WTP Simarmata dilantik pendeta tertua HKBP Sumihar Pasaribu SMTH sekaligus melantik Sekretaris Jenderal (Sekjen), Kepala Departemen Koinonia, Kepala Departemen Marturia, Kepala Departemen Diakonia, dan 28 Praeses (kepala distrik) gereja.

Pelantikan ephorus dirangkai dengan ibadah gereja Minggu dan khotbah disampaikan ephorus baru Pdt WTP Simarmata MA. Pelantikan berjalan dengan khidmat dan dikawal ketat aparat keamanan Polres Taput.

Ephorus baru HKBP Pdt WTP Simarmata mengatakan, ke depan HKBP akan melanjutkan perjalanan dan tugas panggilan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam pelayanan gereja.

Dia berharap, agar seluruh pimpinan dan jemaat HKBP bergandengan tangan untuk memajukan dan menjalankan visi-misi gereja yang sesuai dengan seruan Tuhan. "Marilah kita bergandeng tangan melalui sinode godang HKBP 2012, kita wujudkan pengembangan pelayanan gereja yang holistic tanpa memandang perbedaan," ucapnya.

Pelantikan ephorus dan fungsionaris HKBP yang baru juga disaksikan mantan eporus HKBP Bonar Napitupulu dan mantan ephorus Ephorus Emeritus DR SAE Nababan serta Bupati Taput Torang Lumbantobing, Bupati Humbahas Maddin Sihombing, Bupati Samosir Mangindar Simbolon, Wakil Walikota Sibolga Marudut Situmorang, beserta anggota DPR Efendy Simbolon.

Ketua Majelis Pekerja Sinode Distrik X 2012-2016 Medan-Aceh Godfried Effendi Lubis mengharapkan pimpinan dan fungsionaris HKBP yang baru ke depan ketika memberikan penugasan pelayanan kepada setiap pendeta harus mempertimbangkan batas kemampuan dan kualitas pendeta tersebut. Menurutnya, selama ini penempatan pendeta di setiap daerah terkesan kurang memperhatikan dan mempertimbangkan sampai dimana batas kemampuan pendeta yang bersangkutan, hingga sering ditolak jemaat.

"Kondisi ini selalu dilema, sering pendeta ditugas gereja, tapi tidak diterima jemaat karena dianggap belum layak memberi pelayanan. Untuk itu ke depan kita sebagai jemaat berharap agar pendeta yang mau ditugaskan harus melalui pertimbangan yang matang," ujarnya.

Godfried Effendi Lubis juga menyarankan agar HKBP membentuk suatu tim khsusus Badan Pertimbangan Pang Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) di dalam gereja yang bertugas dan mengevaluasi kinerja pendeta dan fungsioris pendeta lainnya.

"Artinya, kita berharap HKBP ke depan harus membuat suatu lembaga khusus seperti Baperjakat yang bisa memberikan rekomendasi untuk menempatkan pendeta di tiap-tiap daerah sesuai dengan kemampuanyan serta mengevaluasi kinerja pendeta yang bersangkutan," tandasnya. (HarianAnalisa)