Sebagaimana ramai diberitakan sejumlah media, Selasa lalu, 18 September 2012, Profesor Karen King mempublikasikan hasil penelitiannya atas sebuah fragmen kecil - sebesar kartu nama - yang diduga merupakan bagian dari sebuah papirus kuno. Fragmen itu diperkirakan ditulis pada masa Koptik Kuno pada abad 4 sesudah Masehi.
Pada penggalan fragmen yang tidak tersusun ini tertulis dalam bahasa Koptik Kuno terdapat kata-kata, "Yesus berkata kepada mereka, 'Istri ku'." Lalu pada bagian berikutnya ada kalimat, "Dia dapat menjadi murid ku."
Temuan ini menghangatkan kembali diskusi yang sudah usang dalam usaha penghujatan dan penjatuhan Gereja dan Kekristenan yang takkan pernah berhasil dilakukan oleh kelompok anti-Kristus. Mereka menduga adanya kemungkinan Yesus Kristus pernah menikah.
Romo Benny menyatakan fragmen kecil itu sudah ratusan tahun lalu dibahas oleh para ahli Gereja, ahli Alkitab, dan ahli sejarah dalam Gereja. Fragmen seperti yang ditemukan itu, yang disebut mirip dengan Injil Thomas, sudah lama digolongkan sebagai mitos belaka, sebab tidak ada orisinalitasnya, dan dasar historisnya juga sangat lemah.
Lantaran dianggap hanya tuduhan tak beralasan yang tidak memiliki bukti, para ahli sejarah, ahli Alkitab dari lima Gereja yang didirikan para Rasul Kristus antara lain Gereja Alexandria (Gereja Koptik), Gereja Roma (Gereja Katolik), Gereja Kostantinopel (Orthodoks Yunani), Gereja Antiokhia (Gereja Suriah) dan Gereja Yerusalem tidak pernah menanggapi tuduhan tersebut, termasuk pada kasus fragmen sesat seperti ini sebagai sesuatu yang menguncang iman Kristiani. Itu sebabnya, ketika Karen King Selasa 18 September 2012 itu mempublikasikan hasil penelitiannya, Gereja-gereja di seluruh dunia sama sekali tidak membicarakannya. Bertanya saja, bahkan tidak.
"Karena ini sudah lama dan sudah diteliti beratus-ratus tahun. Dan juga karena iman seseorang tidak ditentukan oleh temuan seperti itu," kata Romo Benny.
Siapa pemilik asli fragmen itu belum diketahui. Dalam publikasinya, King menyebutkan bahwa fragmen itu milik seseorang yang tidak mau disebut namanya. Dia menghubungi King guna membantu menerjemahkan dan menganalisanya. King menegaskan bahwa dia mulai meneliti fragmen kecil itu semenjak tahun 2011 bersama sekelompok sarjana non-Kristen.
Menurut New York Times, King dan timnya berkesimpulan bahwa fragmen itu asli adanya dan bukan palsu. Tintanya memudar, serat papirus, dan tulisan tangan dalam bahasa Koptik. Bahasa Koptik, bahasa umum warga Mesir saat itu yang dipakai dalam fragmen itu adalah bahasa kelompok yang mengklaim sebagai pengikut Kristus di Mesir.
Namun nyatanya kisah-kisah dari fragmen ini merupakan tulisan-tulisan Kelompok Ebionit, sebuah kelompok sekte Yahudi yang berusaha memanusiakan Yesus dan melalui pernikahan dan usaha membingungan pemahaman Tritunggal, namun menganggapnya sebagai Mesias yang dapat memerdekaan Yahudi dari penjajahan Romawi. Kaum Ebionit yang menguasai wilayah Hejaz pada abad ke 3 hingga 7 (kini menjadi wilayah Barat Arab Saudi, termasuk Mekkah dan Madinah) punah pada abad ke 11, ajaran mereka menurut para ahli sejarah dan kitab Muslim telah menjadi inspirasi dalam kitab suci agama Islam, Alquran.
Didukung Injil-Injil Gadungan
Karen King sendiri menegaskan bahwa temuan itu bukanlah bukti bahwa Yesus memang pernah menikah. Sebab kumpulan tulisan dalam fragmen itu sangat sedikit dan tidak tersusun sebagai sebuah penggalan kalimat lengkap. Apalagi, lanjutnya, fragmen itu ditulis 400 tahun sesudah Yesus wafat. Dan semua literatur yang muncul berabad-abad sebelumnya, termasuk pada masa-masa awal Gereja, tidak ada yang menulis soal pernikahan itu.
Kepada Times, King menyebutkan bahwa potongan fragmen itu hanya menunjukkan bahwa pada abad ke-4 sesudah Masehi itu, ada diskusi yang hangat di kalangan Kristen tentang apakah Yesus selibat atau menikah. Dengan begitu, mereka bisa menentukan kira-kira jalan mana yang mereka bisa tempuh."Fragmen tersebut menunjukkan ada pemeluk agama Kristen di masa-masa awal yang punya anggapan Yesus menikah," katanya.
Karen King bukan orang pertama yang memberi kesimpulan seperti itu. Sebelumnya, saat pemiliknya mendapatkan papirus itu pada tahun 1997 dari seorang Jerman, dia mendapatkan secarik kertas berisi catatan. Tulisan tangan dalam memo itu berisi bahwa seorang profesor ahli Mesir Kuno di Berlin mengatakan, fragmen tersebut adalah "contoh satu-satunya" dari teks di mana Yesus menyebut kata "istri" yang lebih banyak dipopulerkan oleh Injil-injil gadungan.
King menyebutkan bahwa baris tertentu dari teks ini mirip dengan Injil Thomas dan Mary, kedua Injil gadungan ini ditulis di akhir abad ke-2, atau 100 tahun setelah Alkitab telah dikanonkan. Injil-injil ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa Koptik (bahasa Mesir abad pertama).
Sedang dalam kesimpulannya dalam jurnal ilmiahnya, sama seperti para skeptis yang anti-Kristen lainnya, King menyatakan dasar yang kuat dan pembenaran klaimnya dikutip dari kitab-kitab injil gadungan non kanonik yang lebih banyak mendukung teori 'adanya Istri Yesus', seperti Injil Thomas, Injil Maria, Dialog Sang Penebus, Pistis Sophia dan Injil Mesir yang dibuat pada abad ke 2 dan 3, termasuk injil-injil abad ke empat seperti Injil Pilipus buatan kelompok Valentinian, dan Kitab Pewahyuan Yohanes buatan kelompok Sethian.
Selain itu ia mengakui, empat Injil Kanonik yang ditulis pada abad pertama, berpuluh tahun setelah kematian Yesus Kristus yakni Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes tidak mendukungnya. Hal ini secara tersurat merupakan upaya pembalikkan fakta terbaru yang dilakukan kaum atheis dan para anti-Kristus, yang telah dinubuatkan oleh Kristus sendiri.
Sebagaimana diketahui, semua Gereja pada sidang konsili kanonisasi Alkitab tidak mengakui Injil Thomas dan Mary sebagai bagian dari Firman Tuhan sebab injil-injil ini merupakan rekayasa tentang Yesus Kristus dari kaum yang tidak hidup dengan Kristus dan para Rasul. Melalui penelusuran abad pertama oleh para Bapa Gereja menemukan bahwa Injil Thomas dan berbagai injil selain empat Injil Kanon. Sehingga Gereja menilai tulisan dari seseorang yang mengaku sebagai Rasul Thomas, sangatlah sesat.
Penelusuran sejumlah ahli kitab kuno menemukan bahwa tulisan dan fragmen adalah bikinan pengikut Manicheus yang muncul sekitar abad 3-4 di Persia, yang mengklaim pewahyuannya lebih lengkap dari Kristen dan Yahudi. (Vivanews/HDS/KLKing/TimPPGI)
Berikut transkrip dari potongan "Injil menurut 'Istri Yesus'" yang didapat TimPPGI dari salinan Jurnal Preview tulisan Dr Karen L. King, yang akan dipublikasikan di Forthcoming Harvard Theological Review pada January 2013.
English Translation
recto (along the fibres →)
1 ] “not [to] me. My mother gave to me li[fe…”
2 ] The disciples said to Jesus, “.[
3 ] deny. Mary is worthy of it [ ( Or alternatively: Mary is n[ot] worthy of it.)
4 ]……” Jesus said to them, “My wife . .[
5 ]… she will be able to be my disciple . . [
6 ] Let wicked people swell up … [
7 ] As for me, I dwell with her in order to . [
8 ] an image [
9 ] (illegible ink traces)
verso (against the fibres ↓)
1 ] my moth[er
2 ] three [
3 ] … [
4 ] forth which … [
5 ] (illegible ink traces)
6 ] (illegible ink traces)
7 ] (illegible ink traces)
Translasi Bahasa Indonesia
(tulisan mendatar →)
1 ] “tidak [kepada] saya. Ibuku memberi pada ku hi[dup...”
2 ] Para murid berkata kepada Yesus, “.[
3 ] ...menyangkali. Maria dilayakkan.[ ( alternatifnya : Maria t[idak] dilayakkan)
4 ]……” Yesus mengatakan kepada mereka, “Istri ku . .[
5 ]… ia [wanita] dapat menjadi murid ku . . [
6 ] Biarkan orang-orang bebal semakin membengkak … [
7 ] Kepada ku, Aku bersamanya [wanita] demi tujuan . [
8 ] sebuah gambar [
9 ] (jejak tinta yang tidak dapat dibaca)
(tulisan menurun ↓)
1 ] i[bu saya
2 ] tiga [
3 ] … [
4 ] yang mana … [
5 ] (jejak tinta yang tidak dapat dibaca)
6 ] (jejak tinta yang tidak dapat dibaca)
7 ] (jejak tinta yang tidak dapat dibaca)