Monday, 17 September 2012

Monday, September 17, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ribuan Pelayat Hadiri Pemakaman Pendiri Gereja Unifikasi. SEOUL (KORSEL) - Ribuan pelayat hari Sabtu menghadiri upacara pemakaman pendiri Gereja Unifikasi, Pendeta Sun Myung Moon, di Korea Selatan.

Upacara di Gapyeong, di luar kota Seoul, itu menandai berakhirnya 10 hari berkabung untuk pendiri Gereja Unifikasi, Pendeta Sun Myung Moon. Moon meninggal pada usia 92 tahun akibat komplikasi pneumonia dua pekan lalu.

Sejak kematian Moon, ribuan orang memberi penghormatan kepada pendeta itu. Jenazahnya dipajang dalam peti kaca.

Moon mendirikan Gereja Unifikasi dengan mengedepankan pemahaman pembangunan dunia yang harmonis dan multikultural, meninggal pada 3 September lalu pada usia 92. Dia adalah teman dekat presiden AS dan pemimpin Korea Utara.

"Kehendak-Nya adalah kehendak ilahi, berbeda dengan orang normal," kata pekerja kantor berusia 69 tahun Jeong Hye-ok. "Saya yakin dia akan mendirikan sebuah yayasan untuk membangun dunia surgawi yang menyatukan kedamaian di bumi."
         
Bulan pemakaman yang diikuti masa berkabung 13 hari diadakan di Gapyeong County, sebelah timur laut dari Seoul, dimana dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di sebuah rumah sakit. Sekitar 35.000 pria berpakaian jas hitam dan wanita dalam gaun putih menghadiri pemakamannya.

"Dia akan ada di pikiran kita untuk selamanya," kata Lee Ok-su, anggota paduan suara gereja yang wajahnya memerah karena meratapi kepergiannya. "Dia adalah ayah kami yang baik hati, namun tegas."

Pemakaman yang berlangsung lebih dari dua jam dimulai ketika pria yang memakai seragam kehormatan ala militermembawa peti mati Moon ke dalam sebuah aula. Mereka melangkah dengan perlahan-lahan di atas karpet merah menuju altar yang dihiasi bunga-bunga dan meletakkan peti Moon di depan sebuah potret besar.

Banyak pelayat menangis. "Tuhan, mengapa ... mengapa Anda memanggil kembali Bapa Sejati kita buru-buru?" ungkap Bo Hi Pak, Ketua Gereja Unifikasi dalam pidatonya.

Anggota keluarga, pejabat senior gereja dan politisi terkemuka menempatkan bunga di altar. Ribuan anggota gereja memenuhi lokasi dan menyaksikan pemakaman di layar TV raksasa. Jenasah Moon dimakamkan di sebuah gunung  yang terletak tidak jauh dari gedung tersebut.

"Aku sangat sedih. Aku hanya ingin mendengarkan suaranya lagi," kata Jeon Myung-hu, seorang pria berusia 43 tahun yang berpuasa selama empat hari setelah mendengar berita kematian Moon. "Ajaran-ajarannya tentang perdamaian akan tetap ada untuk selamanya."
         
Sekitar 180.000 orang mengunjungi Gapyeong selama masa berkabung sebelum pemakaman, demikian diungkapkan pejabat gereja setempat. Sekitar 7 juta orang memberi penghormatan di lokasi berkabung dari seluruh dunia.

Gereja Unifikasi mengklaim memiliki 3 juta pengikut di seluruh dunia, meskipun para kritikus mengatakan, angka itu tidak lebih dari 100.000.
      
Meskipun anti-komunis, Moon mulai membangun hubungan dengan Korea Utara pada 1990-an. Pada tahun 1991 ia mengunjungi Pyongyang dan bertemu pemimpin Kim Il-Sung untuk pembicaraan yang menyentuh reunifikasi semenanjung. (JaringNews/TimPPGI)