Friday, 12 October 2012

Friday, October 12, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Dukung Umat Kristen di Timur Tengah, Paus Benediktus XVI Berdoa dalam Bahasa Arab .
VATIKAN - Paus Benediktus XVI berdoa dalam bahasa Arab untuk pertama kalinya dalam audiensi umum mingguannya pada Rabu (10/10/2012). Lebih dari 20.000 orang mendengar doa Paus dalam bahasa Arab itu, yang merupakan bagian dari upaya baru Vatikan untuk menunjukkan dukungan bagi orang-orang Kristen di Timur Tengah.

Paus mengucapkan salam singkatnya sendiri dalam bahasa Arab, "Paus berdoa untuk semua orang yang berbahasa Arab. Tuhan memberkati Anda semua." Kemudian seorang imam menerjemahkan doa Paus ke dalam bahasa Arab.

Vatikan mengatakan, pihaknya menambahkan bahasa Arab ke enam bahasa, selain bahasa asli Italia, yang biasanya dipakai dalam audiensi umum, untuk mengingatkan umat Katolik agar berdoa bagi perdamaian di Timur Tengah. Selama ini, doa-doa biasanya disampaikan dalam bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, Jerman, Polandia, dan Portugis.

Khalid Hussain, seorang turis Muslim kelahiran Pakistan yang mengunjungi Lapangan Santo Petrus, memuji inisiatif tersebut. "Saya pikir itu akan membuat banyak orang mengerti apa yang dikatakan Paus," kata Hussain.

Paus juga memuji Konsili Vatikan II, yang dimulai 50 tahun lalu tepat pada minggu ini dan berlangsung selama tiga tahun. Paus menyebut konsili itu sebagai "kompas bagi Gereja Katolik di tengah badai". Pada konsili itu, sebanyak 2.250 uskup dari seluruh dunia berkumpul. Mereka akhirnya menghasilkan 15 "konstitusi" yang membantu mereformasi Vatikan.

Pada Kamis ini, sebuah misa dalam rangka Tahun Iman untuk memperingati dimulainya Konsili Vatikan II akan diadakan di Lapangan Santo Petrus.

Minggu lalu, bekas pembantu Paus Benediktus, Paolo Gabriele, dinyatakan bersalah telah mencuri dokumen-dukumen rahasia kepausan. Ia dijatuhi hukuman 18 bulan penjara. Namun, ia diperkirakan akan segera diberikan pengampunan. Gabriele (46) dijeblos ke penjara pada 5 Oktober terkait perannya dalam salah satu skandal terburuk yang melanda Vatikan dalam beberapa tahun terakhir, yang mencakup tuduhan pertikaian, intrik dan nepotisme, serta korupsi.

Para jaksa penuntut dalam kasus yang disebut "Vatileaks" itu telah meminta pengadilan Vatikan untuk menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara bagi mantan pembantu itu, yang telah mengumpulkan sejumlah besar dokumen curian di apartemennya di Vatikan. Namun, Hakim Ketua Giuseppe Dalla Torre mengurangi hukuman dengan mempertimbangkan jasa Gabriele terhadap Gereja dan permintaan maafnya kepada Paus karena telah mengkhianati dia.

Juru bicara Vatikan Federico Lombardi mengatakan, setelah adanya putusan itu bahwa Paus "sangat mungkin" mengampuni Gabriele, yang telah mengaku bahwa ia termotivasi oleh keinginan untuk membasmi "korupsi dan kejahatan" di jantung Gereja. (Kompas)