
Diberitakan Al saudi melalui situs Emirates247, pada 3 Oktober 2012, pemerintah Arab Saudi melalui komite penangkal kejahatan dan meningkatkan kebaikan (CPVPV) memperingatkan akan menindak siapa saja yang mencoba menjual gaun yang menurut mereka mirip dengan yang dipakai oleh para biarawati dari Gereja-gereja Kristen, terutama di pasar-pasar lokal di negara itu.
Melalui juru bicaranya dari distrik Ha’eal, Sheikh Motlab al-Nabet menyatakan pemerintah mempunyai hak penuh dalam melarang siapapun melanggar hal-hal yang dinilai bertentangan dengan 'nilai-nilai Islami' sehingga penggunaan gaun yang 'mirip' dengan biarawan merupakan bagian dari kejahatan tersebut.
Hal ini menurut mereka, merupakan pelanggaran terhadap "hukum negara" [baca: hukum syariah] yang sejak tahun 1940 telah melarang dijual dan dipromosikannya benda-benda yang mengangkat agama lain selain agama Islam, dimana menurut mereka sangat mengancam 'kesucian' agama itu.
Munafik
Konyolnya, sebuah bocoran yang dibeberkan Wikileaks pada akhir tahun 2011 lalu mengabarkan jika kalangan bangsawan di negara itu telah menerapkan gaya hidup terselubung yang mencampurkan pola hidup Islami dengan melakukan "pesta liar" di lingkungan bangsawan di Jeddah.
Pesta liar ini berlangsung semalam suntuk dalam beberapa jangka waktu dalam satu minggu, sedangkan badan pencegah kemaksiatan ini malah terkesan menutup mata dengan adanya pesta liar yang didalamnya disuguhkan minuman keras, narkoba, tarian-tarian erotis dan seks bebas di ruang terbuka.
Peringatan ini muncul akibat mulai menjamurnya trend menggunakan 'gaun mirip biarawati' oleh kalangan wanita moderat di negara-negara Arab, yang menyebar melalui jejaring sosial Facebook, yang ditafsirkan oleh pemerintah negara-negara di wilayah sekitar Arab dan para fundamentalisnya sebagai 'ancaman Kristenisasi' setelah film 'Innocence of Muslim' yang hingga detik ini belum juga ditonton secara utuh oleh mereka.
Selain mengadakan protes, beberapa sekte Islam lainnya di negara-negara mayoritas Islam malah 'membalaskan dendam' mereka dengan melakukan penghinaan yang menghujat Kekristenan dengan membuat kisah Yesus Kristus versi rekaan mereka yang disampaikan lewat tempat-tempat ibadah. (Emirates/Bikyamasr/TimPPGI)