Saturday, 20 October 2012

Saturday, October 20, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Presiden Susilo Bambang Yudhoyono : Gereja Miliki Kontribusi Besar Membangun Bangsa dan Negara.
RUTENG (NTT) -  Sukacita umat Katolik Keuskupan   Ruteng merayakan Yubileum 100 Tahun Gereja Katolik di Manggarai  wajib  disyukuri. Pemerintah RI mengucapkan selamat satu abad semoga gereja terus berperan dan berkontribusi membangun kehidupan yang religius, mencerdaskan kehidupan daerah, NTT dan bangsa.

"Saya nilai amat tepat, kita semua peringati  satu abad kehadiran Gereja Katolik di  Manggarai ini. Tepat, karena nilai sejarahnya. Kontribusi gereja di Manggarai  bagi umat Katolik, masyarakat luas, bangsa dan negara," kata  Presiden  Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam sambutan perayaan Yubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai, di Lapangan Motang Rua, Ruteng, Jumat (19/10/2012) pagi.

Presiden SBY menegaskan, kontribusi Gereja Katolik  perlu dicatat. Gereja sudah lama,  secara tekun dan berlanjut memberikan bimbingan dan pendidikan  kepada umat  Katolik. Pendidikan dan kegiatan sosial untuk masyarakat luas serta berkontribusi membangun, menjaga kerukunan dan toleransi beragama.

"Saya ingin garisbawahi, sejarah menunjukkan bahwa pemimpin Agama Katolik,  gereja di Manggarai sudah benar-benar mengembangkan kehidupan keagamaan tanpa meninggalkan nilai budaya dan kearifan  lokalnya, jati diri sebagai bangsa Indonesia," ujar SBY.

Presiden SBY mengatakan, "Harapan saya kepada pemimpin  dan umat Katolik khususnya, dan pemimpin serta umat agama lainnya  bahwa ke depan  peran pemimpin agama amat penting. Indonesia  berada dalam proses perubahan  yang besar (transformasi). Kita melakukan transformasi menuju Indonesia yang maju di  abad  21. Indonesia juga terus meningkatkan kualitas manusianya agar kita  sungguh  punya manusia Indonesia karakter unggul dan maju," kata SBY.

Menurut SBY, agenda besar  bangsa ini meningkatkan dan menjaga  persaudaraan, harmoni,  hidup rukun, toleransi dan sikap hormat. Untuk  menyukseskan agenda tersebut,  pemuka agama punya peran yang amat penting.

"Pesan saya kepada pemuka agama di seluruh Indonesia  terus bimbing umat dan jemaat untuk menjalankan ajaran dengan benar. Dan, teruslah menjadi contoh dalam  sikap, tutur kata dan tindakan yang sejuk. Berikan teladan dan kepemimpinan  dalam menyelesakan setiap  perselisihan. Sekali-kali, kita sebagai manusia, hampir  terjadi perselisihan. Cari solusi dan memimpin selesaikan soal secara damai. Jauhi kekerasan dalam bentuk apapun," tegas Presiden SBY.

Kehadiran Presiden SBY di Ruteng mendapat apresiasi bagus dari masyarakat. Persaudaran, keakraban tampak kental dalam perayaan  yang dihadiri sekitar  6.000 orang warga Kota Ruteng   yang berjubel memenuhi Lapangan Motang Rua. Seluruh area dalam lapangan di jantung kota  itu disesaki manusia. Pria, wanita, anak-anak dari berbagai latar belakang dan status sosial  ingin  menyaksikan langsung Presiden SBY.

Tujuh  orang uskup, puluhan imam, suster, Menteri  Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pendidikan Nasional, Muhamad Nuh, Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, MPH, Manter Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu,  Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, Gubernur dan Wagub NTT,  Drs. Frans Lebu Raya  dan Ir. Esthon Foenay, Bupati dan Wabup Manggarai, Drs.Christian Rotok, dan Dr. Deno Kamelus, S.H,M.H, mantan Gubenur NTT, dr. Ben Mboi, pejabat  militer, sipil dari luar NTT dan dalam daerah sekitarnya. (PosKupang)