Perselisihan itu menyebabkan ratusan pendeta, biarawan dan guru di kalangan gereja tidak dibayar. Secara tradisional gereja tidak pernah dikenakan kewajiban untuk membayar tagihan air, tetapi Haginon mengatakan tempat ibadah itu berhutang selama 15 tahun.
Menurut koran Israel Maariv, ada perjanjian yang tidak tertulis antara Patriakhat Ortodoks Gereja Yerusalem, Gereja Armenia dan Gereja Katolik Roma, ordo Franciscan, ketiga gereja bertanggung jawab dalam administrasi Gereja Makam Suci, dan seorang mantan walikota yang menyebutkan gereja dibebaskan dari tagihan air.
Tetapi pada 2004 lalu, Hagihon mengirimkan tagihan kepada gereja sebesar Us$950.000. Perusahaan itu mengambil alih pasokan air pada akhir 1990an.
Patriarchate dilaporkan itu merupakan sebuah kesalahan karena Haginon tidak memberikan tekanan agar gereja membayar tagihan itu. Perusahaan itu kini meminta tagihan yang membengkak menjadi sekitar U$2,3 juta termasuk bunga, harus dilunasi.
Pembebasan pajak
Juru bicara Haginon, mengatakan hukum Israel tidak mengenal pembebasan pajak.
Perusahaan belum mengambil langkah lanjutan, seperti menghentikan pasokan air, karena tidak ingin menganggu aktivitas di tempat ibadah tersebut, tambah dia.
Bapak Isidoros Fakitsas, pemimpin di Ortodoks Patriarchate Yunani di gereja Makam Suci, mengatakan kepada Associated Press bahwa kesepakatan telah dicapai dengan Haginon beberapa pekan yang lalu.
Dalam kesepakatan itu, umat gereja akan membayar tagihan bulanan dan sisa utang akan dilupakan, kata dia.
Tetapi, kejutan lain bahwa rekening bank gereja telah diblokir, dan menyebabkan tidak dalam melakukan pembayaran terhadap sekitar 500 pendeta dan biksu, serta 2.000 orang guru dan membiayai sekitar 30 sekolah.
Menurut Maariv, pelayanan lain juga akan terkena dampaknya, seperti tagihan telepon, internet dan listrik, serta makanan.
Pastor Fakitsas mengatakan Patriakhat akan tetap berjalan meski adanya pembekuan rekening bank, dan akan mencoba mencari alernatif lain untuk membiayai gereja meski itu sangat sulit.
Patriakhat Theophilos III menulis surat kepada perdana menteri Israel dan presiden memperingatkan bahwa "langkah yang tidak tepat ini merusak kesucian dan menyakiti perasaan."
Dia mengatakan kepada Maariv:" Jika tidak ada yang berubah ... maka untuk pertama kalinya sepanjang peradaban, bahwa Gereja Makam Suci ditutup".
Kementrian pariwisata Israel menyatakan akan mencoba melakukan mediasi dengan pihak yang berselisih, agar dicapai kesepakatan secepatnya. (BBC/TimPPGI)