JAKARTA-Bundaran Hotel Indonesia kembali menyala. Sekitar 1.000 lilin, Kamis (16/9/2010) malam ini, dinyalakan sebagai bentuk keprihatinan terhadap persoalan kebebasan hidup beragama yang memudar.
Keberagaman doa yang disuarakan dalam berbagai agama yang diyakini di Indonesia bersatu dalam satu suara, yakni keprihatinan terhadap kemelut kekerasan agama. Satu per satu para pemeluk agama yang berbeda-beda, yakni Katolik, Kristen, Islam, Buddha, dan Hindu, secara bergantian melambungkan doa dan seruan atas keprihatinan terhadap kebebasan beragama yang sedang terusik.
Mereka bersama ribuan masyarakat yang berkumpul di Bundaran HI tersebut mengungkapkan kesedihan dan keprihatinan terhadap berbagai tindak kekerasan yang terjadi dalam keberagaman agama.
"Sudah sekian lama kita hidup sebagai warga negara yangg dijamin kebebasannya. Kejadian di HKBP (Ciketing) menggugah, apakah pemerintah telah memberikan kebebasan memeluk keyakinan agama yang kita anut?" kata orator dalam aksi 1.000 lilin damai yang dinyalakan di Bundaran HI, Kamis malam ini.
Diserukan dalam aksi damai tersebut, perbedaan keyakinan agama yang dianut jangan sampai memecahkan persatuan Indonesia. Indonesia adalah negara yang damai dan tidak ada perpecahan agama.
"Satu lilin yang saya pegang ini melambangkan HKBP, Ahmadiyah, dan berbagai keyakinan agama lainnya yang dianut di Indonesia. Kita adalah satu. Kita akan terus berjuang untuk perdamaian Indonesia," kata Inayah, putri mantan Presiden (alm) Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang hadir dalam aksi 1.000 lilin tersebut.
Para simpatisan aksi 1.000 lilin memulai aksinya sekitar pukul 19.00. Ribuan masyarakat Jakarta dari berbagai keyakinan berkumpul di Bundaran HI untuk bersatu menyuarakan kebebasan beragama di Indonesia. Sampai berita ini diturunkan, aksi 1.000 lilin tersebut masih berlangsung.
Sumber:http://megapolitan.kompas.com/read/2010/09/16/20305635/Bundaran.HI.Kembali.Penuh.Lilin-4