BEKASI - Tak puas dengan penanganan insiden HKBP oleh pihak kepolisian, ribuan umat Islam melakukan aksi protes dengan berjalan kaki, long march dari Islamic Centre Bekasi ke Kantor Wali Kota Bekasi, Jumat (17/9). Di sepanjang jalan menuju Kantor Wali Kota Bekasi massa berorasi dan menyatakan sikap terkait insiden tersebut. Massa juga membagi-bagikan selebaran pernyataan sikap, yang dikeluarkan oleh DPW FPI Bekasi Raya. Dalam pernyataan tersebut salah satu isinya menolak jika insiden HKBP dipandang sebagai kejadian yang di rencanakan atau disengaja.
Berikut petikan pernyataan dalam selebaran yang dikeluarkan oleh DPW FPI Bekasi Raya terkait insiden HKBP, seperti dilangsir Liputan6 Jumat (17/09)
Peristiwa Bekasi Ahad 3 Syawal 1431 bukan perencanaan tapi insiden. Bukan penghadangan tapi perkelahian. Bukan penusukan tapi tertusuk. Sembilan pelaku warga Bekasi yang tertuduh adalah ikhwan yang sedang berpapasan dengan konvoi ritual liar yang dilakukan 200 jemaat HKBP. Lalu terjadi perkelahian, saling pukul, saling serang, saling tusuk, dan saling terluka.
DPW FPI dalam pernyataan sikapnya juga mengonfirmasi bahwa penonaktifan ketua FPI Bekasi Raya bukan karena salah, melainkan demi kelancaran roda organisasi, sekaligus meringankan beban tugas sang ketua yang sedang menjalani proses hukum.
Soal penonkatifkan Ketua FPI Bekasi Raya, itu bukan karena salah, tapi karena melancarkan roda organisasi. Sekaligus meringankan beban tugas sang ketua yang sedang menghadapi ujian berat dalam menghadapi proses hukum. Ketua FPI Bekasi Raya adalah pejuang bukan pecudang. Beliau tidak ada di lokasi kejadian saat peristiwa. Beliau hanya kirim SMS ajakan kepada umat Islam untuk membela warga Ciketing, tapi malah dituduh provokator. Sedangkan para pendeta HKBP yang mengajak, membawa, memimpin serta memprovokasi dengan konvoi ritual tak satu pun diperiksa.
Sumber: http://reformata.com/04817-insiden-hkbp-menurut-fpi.html
Peristiwa Bekasi Ahad 3 Syawal 1431 bukan perencanaan tapi insiden. Bukan penghadangan tapi perkelahian. Bukan penusukan tapi tertusuk. Sembilan pelaku warga Bekasi yang tertuduh adalah ikhwan yang sedang berpapasan dengan konvoi ritual liar yang dilakukan 200 jemaat HKBP. Lalu terjadi perkelahian, saling pukul, saling serang, saling tusuk, dan saling terluka.
DPW FPI dalam pernyataan sikapnya juga mengonfirmasi bahwa penonaktifan ketua FPI Bekasi Raya bukan karena salah, melainkan demi kelancaran roda organisasi, sekaligus meringankan beban tugas sang ketua yang sedang menjalani proses hukum.
Soal penonkatifkan Ketua FPI Bekasi Raya, itu bukan karena salah, tapi karena melancarkan roda organisasi. Sekaligus meringankan beban tugas sang ketua yang sedang menghadapi ujian berat dalam menghadapi proses hukum. Ketua FPI Bekasi Raya adalah pejuang bukan pecudang. Beliau tidak ada di lokasi kejadian saat peristiwa. Beliau hanya kirim SMS ajakan kepada umat Islam untuk membela warga Ciketing, tapi malah dituduh provokator. Sedangkan para pendeta HKBP yang mengajak, membawa, memimpin serta memprovokasi dengan konvoi ritual tak satu pun diperiksa.
Sumber: http://reformata.com/04817-insiden-hkbp-menurut-fpi.html