TUAPEJAT (SUMBAR) - Sebanyak 22.595 warga Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, hingga kini masih mengungsi pascagempa berkekuatan 7,2 skala Richter disertai tsunami yang melanda kawasan itu pada 25 Oktober 2010.
"Sebagian besar mereka mengungsi ke tempat tinggi karena diyakini aman dari terjangan tsunami, selain itu mereka mengungsi ke rumah-rumah familinya yang tidak terkena dampak gempa dan tsunami," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Ir Ade Edwar di Padang, Sabtu (30/10).
Menurut Ade, pengungsi perlu terus meningkatkan kewaspadaan karena ancaman gelombang samudra. Kewaspadaan juga perlu ditingkatkan terhadap ancaman banjir di kawasan pesisir pantai dan longsor di daerah kritis.
Cuaca, katanya, kini tidak bisa diprediksi karena berubah-ubah terus dengan cepat hingga Maret 2011. "Karena itu nelayan yang akan menangkap ikan dengan menggunakan kapal
juga perlu meningkatkan kewaspadaan," katanya.
"Sebagian besar mereka mengungsi ke tempat tinggi karena diyakini aman dari terjangan tsunami, selain itu mereka mengungsi ke rumah-rumah familinya yang tidak terkena dampak gempa dan tsunami," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Ir Ade Edwar di Padang, Sabtu (30/10).
Menurut Ade, pengungsi perlu terus meningkatkan kewaspadaan karena ancaman gelombang samudra. Kewaspadaan juga perlu ditingkatkan terhadap ancaman banjir di kawasan pesisir pantai dan longsor di daerah kritis.
Cuaca, katanya, kini tidak bisa diprediksi karena berubah-ubah terus dengan cepat hingga Maret 2011. "Karena itu nelayan yang akan menangkap ikan dengan menggunakan kapal
juga perlu meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Sementara itu, petugas teknis dari Dinas Prasarana Jalan, Tarkim Sumbar Muhammad Arif ST yang baru saja kembali dari Mentawai mengatakan, banyak korban gempa disertai tsunami di Mentawai kini mengungsi ke Posko Satkorlak Penanggulangan Bencana (PB) di Kecamatan Sikakap.
"Sebagian besar dari pengungsi yang berasal dari Kecamatan Pagai Utara dan Pagai Selatan itu diungsikan oleh relawan. Dan mereka tidur di Puskesmas dan gereja di Sikakap," katanya.
Berdasarkan rekapitulasi Posko Satkorlak Penanggulangan Bencana (PB) di Kecamatan Sikakap, jumlah korban meninggal hingga Jumat pukul 15.00 WIB tercatat sebanyak 413 orang.
Jumlah warga yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan terdata sebanyak 298 orang. Kemudian jumlah korban luka berat tercatat 207 orang dan luka ringan 142 orang. Rumah warga yang rusak berat dan hilang diseret tsunami terdata sebanyak 517 unit dan yang rusak ringan 204 orang. Korban luka-luka dirawat di RS Darurat di Puskesmas Sikakap dan Gereja GPKM Sikakap.
Sumber: MI