JAKARTA - Sebuah gerakan awam Katolik yang lebih memilih menerima Komuni dengan mulut, mulai menolak Komuni dengan tangan. Namun hal itu ditentang oleh seorang pejabat Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
“Kami menolak Komuni dengan tangan karena tidak sopan dan kotor. Juga, hanya imam yang membagikan Komuni,” kata Alfons A. Maloe, salah satu anggota dari Gerakan Komuni dengan Mulut, yang dibentuk awal bulan ini di Jakarta.
Gerakan ini ingin kembali kepada Mysterium Fidei (Misteri Iman), sebuah Ensiklik Paus Paulus VI tahun 1965 tentang Ekaristi Kudus.
Kelompok yang memiliki 10 anggota itu mengadakan novena, kampanye dari mulut ke mulut dan akan menyampaikannya dalam sidang para uskup di bulan November.
Menanggapi kampanye gerakan itu, Pastor Gerardus Majella Bosco da Cunha OCarm, sekretaris eksekutif Komisi Liturgi KWI, berpendapat bahwa menerima Komuni dengan tangan adalah sebuah tradisi asli, yang dimulai sejak abad pertama dan kemudian abad ke-12 baru mulai Komuni dengan mulut.
“Umat Katolik hendaknya berpikir positif,” katanya. Namun, ia menjelaskan bahwa menerima Komuni dengan tangan dan dengan mulut keduanya bisa diterima.
Menurut Pastor da Cunha, Gereja Katolik Indonesia memulai tradisi menerima Komuni dengan tangan tahun 1974, menyusul ensiklik Eucharistiae Sacramentum dan Immensae Caritatis tahun 1973.
Sumber: Ucanews