ATAMBUA (NTT) - Umat Katolik di dekenat Belu Utara di Atambua, Nusa Tenggara Timur, menjalankan aktivitas Bulan Kitab Suci Nasional dengan fokus pada tema kedaulatan pangan.
“Tema ini dipilih berdasarkan situasi umat setempat. Banyak orang mengalami kekurangan pangan,” kata Pastor Leonardus Nahas, ketua Komisi Kitab Suci Keuskupan Atambua.
Menurut dia beralihnya para petani menjadi penambang mangan menjadi salah satu penyebab kekurangan pangan.
Karena itu pastor Leonardus mengajak ‘Gereja dan pemerintah untuk bekerja keras dalam menyadakan warga atas kondisi ini.’
Vinsensius Loi, kepala dinas ketahanan pangan kabupaten Belu, sependapat. “Pemerintah dan Gereja setempat sedang bekerja sama dalam menanggapi isu ini,” kata Vinsensius.
Berbagai aktivitas dilakukan terkait BKSN, termasuk lomba kitab suci bagi anak-anak dan remaja yang diadakan tanggal 12-23 September lalu di Paroki Maria Bunda Penebus di Fatuketi.
Sekitar 350 umat Katolik dari 17 paroki yang ada di kevikepan Belu Utara mengambil bagian dalam kegiatan yang dilaksananakn atas inisiatif Wakil Bupati Belu, Ludovikus Taolin.
Dalam sambutannya, dia mengajak kongregasi Religius untuk membantu mengatasi kekurangan pangan yang sudah menjadi tantangan besar di wilayah tersebut. “Kitab Suci mengajarkan kita cara untuk hidup melalui makan,” katanya
Pastor Kristoforus Ukat, pengajar di Seminari Menengah Santa Maria Imaculata Lalian, mengatakan dekenat Belu Utara memilih tema kedaulatan pangan untuk mendorong umat Katolik agar memperlakukan dan menggunakan alam secara bijak, khususnya selama Bulan Kitab Suci Nasional.
Perayaan Bulan Kitab Suci sudah menjadi tradisi di keuskupan Atambua sejak tahun 1983. Hari Minggu Kitab Suci Nasional dirayakan pada hari Minggu pertama bulan September.
Sumber CathNews Indonesia