Tuesday, 26 October 2010

Tuesday, October 26, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Desa-Desa di Pulau Pagai Terkena Gelombang Tsunami.
TUAPEJAT (SUMBAR) - Dua desa di Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat diterjang gelombang tsunami, pascagempa 7,2 SR di daerah itu, Senin (25/10) malam pukul 21.42.20 WIB.

Ketua Badan Penanggulangan Bencana Wilayah Kecamatan Pagai Selatan, Joskamatir, Selasa (26/10), mengatakan, dua desa tersebut masing-masing Desa Malakopak dan Desa Sinakak.

"Lima menit pascagempa air laut langsung pasang dan merendam sejumlah rumah di dua desa tersebut," ujarnya, ketika dihubungi dari Padang, Selasa.

Ia menjelaskan, air pasang hingga 100 meter ke daratan dengan ketinggian mencapai 2,5 meter. Belum ada laporan korban jiwa dalam peristiwa itu.

"Saat ini kita masih mengumpulkan laporan terkait jumlah kerusakan akibat bencana tersebut," katanya menambahkan.

Sementara Supri Lindra, salah seorang warga Desa Sikakap, Kecamatan Pagai Utara, mengungkapkan, satu dermaga di kawasan tersebut juga hancur dihantam gelombang.

Selain itu, ratusan rumah juga terendam air bahkan satu rumah dilaporkan hancur pada bagian depan.

Menurutnya, perumahan warga di daerah itu hanya berjarak 50 meter dari bibir pantai.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari warga, gelombang pasang juga menghantam desa Betumonga, Kecamatan Pagai Utara, sedikitnya 212 warga dinyatakan hilang terseret air laut yang tumpah ke darat.

Borinte (32), warga Dusun Baru-Baru, Betumonga, Pagai Utara, Kepulauan Mentawai, melapor ke Polsek Sikakap. Menurutnya, sebanyak 212 warganya hilang setelah tsunami terjadi.

“Istri bernama Riyani (30) dan tiga anak saya yakni Silvanus (11), Ike (9), dan Fendi (6) juga ditemukan sudah meninggal,” ujarnya, Selasa (26/10/2010).

Borinte memaparkan, malam itu anak-anaknya sedang berkumpul di halaman rumah. Tiba-tiba, gempa besar terjadi. Tak lama berselang, gelombang tsunami sekira 2,5 meter menghantam pemukiman warga.

“Saya langsung menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi sedangkan anak saya tidak. Saat kembali, ternyata jumlah warga tinggal 40 orang dan 212 lainnya hilang,” pungkasnya lirih.
  
"Saat ini warga masih banyak yang mengungsi, tetapi sebagian sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dan membersihkan bekas-bekas genangan air," katanya.

Sebagian warga juga memilih bertahan di tempat pengungsian seperti di sekolah, di gereja, di mushalla dan tenda-tenda yang telah mereka siapkan pada 2009 sebagai tempat pengungsian jika terjadi tsunami.

"Warga juga ada yang bertahan di perbukitan setinggi 40 meter," katanya.

Gempa berkekuatan 7,2 SR yang mengguncang Sumatera Barat Senin malam berpusat pada 3.61 LS - 99.93 BT dan berkedalaman 10 kilometer.

Gempa berlokasi pada 78 kilometer Barat Daya Pagai Selatan, Mentawai, Sumatera Barat. Hingga kini BMKG mencatat telah terjadi 10 kali gempa susulan.