PADANG (SUMBAR) - Jumlah korban jiwa akibat gempa 7,2 SR diikuti tsunami yang melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, hingga Selasa malam, bertambah menjadi 112 orang.
Data jumlah korban itu terungkap dalam rapat koordinasi penanggulangan gempa dan tsunami Mentawai, dipimpin Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno dan dihadiri Bupati Mentawai, Edison di Padang, Selasa malam.
Sedangkan jumlah warga yang dilaporkan hilang mencapai 502 orang, sedangkan yang mengungsi mencapai ribuan orang. Upaya pengiriman bantuan ke lokasi bencana masih terkendala cuaca buruk di perairan laut Mentawai, namun telah berangkat satu kapal membawa bantuan dan relawan serta tim medis.
Ribuan Warga Mengungsi di Bukit,Gereja dan Mesjid
Ribuan warga Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap , Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat malam ini memilih tidur di sejumlah tempat pengungsian yang tersebar di perbukitan, mesjid dan gereja GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai) karena takut terjadinya gempa susulan. Effendi Idris (29) salah seorang warga Desa Sikakap mengatakan tidak ada masyarakat yang berani tidur dan memempati rumah karena khawatir akan terjadi gempa susulan disertai ancaman tsunami, kata dia, Selasa malam melalui telepon.
Menurut dia, warga lebih memilih berjaga-jaga dan tidur di luar rumah seperti di perbukitan, masjid dan gereja yang berjarak sekitar 500 meter dari pemukiman warga meskipun saat ini cuaca cukup dingin. "Mulai dari anak-anak hingga orang tua malam ini berkumpul di beberapa titik pengungsian berjaga-jaga terjadinya gempa susulan," kata dia
Desa Sikakap yang dihuni sekitar 3.000 penduduk itu tepat berjarak 50 meter dari garis pantai yang menghadap ke Pulau Sumatera dan tepat berada di selat sikakap yang menghadap ke Pulau Sumatera.
"Karena posisinya yang tidak berhadapan langsung dengan samudera Hindia, desa tersebut tidak terkena dampak langsung tsunami dan tidak ada kerusakan yang berarti namun warga tetap khawatir," lanjut Effendi.
Ia mengatakan, hingga malam ini masih sering terjadi gempa susulan yang getarannya cukup kuat yang dirasakan langsung oleh warga. Saat ini persiapan logistik masih cukup untuk beberapa hari kedepan, namun ia mengharapkan pemerintah segera mengirim bantuan berupa makanan, pakaian serta obat-obatan.
Data jumlah korban itu terungkap dalam rapat koordinasi penanggulangan gempa dan tsunami Mentawai, dipimpin Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno dan dihadiri Bupati Mentawai, Edison di Padang, Selasa malam.
Sedangkan jumlah warga yang dilaporkan hilang mencapai 502 orang, sedangkan yang mengungsi mencapai ribuan orang. Upaya pengiriman bantuan ke lokasi bencana masih terkendala cuaca buruk di perairan laut Mentawai, namun telah berangkat satu kapal membawa bantuan dan relawan serta tim medis.
Ribuan Warga Mengungsi di Bukit,Gereja dan Mesjid
Ribuan warga Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap , Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat malam ini memilih tidur di sejumlah tempat pengungsian yang tersebar di perbukitan, mesjid dan gereja GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai) karena takut terjadinya gempa susulan. Effendi Idris (29) salah seorang warga Desa Sikakap mengatakan tidak ada masyarakat yang berani tidur dan memempati rumah karena khawatir akan terjadi gempa susulan disertai ancaman tsunami, kata dia, Selasa malam melalui telepon.
Menurut dia, warga lebih memilih berjaga-jaga dan tidur di luar rumah seperti di perbukitan, masjid dan gereja yang berjarak sekitar 500 meter dari pemukiman warga meskipun saat ini cuaca cukup dingin. "Mulai dari anak-anak hingga orang tua malam ini berkumpul di beberapa titik pengungsian berjaga-jaga terjadinya gempa susulan," kata dia
Desa Sikakap yang dihuni sekitar 3.000 penduduk itu tepat berjarak 50 meter dari garis pantai yang menghadap ke Pulau Sumatera dan tepat berada di selat sikakap yang menghadap ke Pulau Sumatera.
"Karena posisinya yang tidak berhadapan langsung dengan samudera Hindia, desa tersebut tidak terkena dampak langsung tsunami dan tidak ada kerusakan yang berarti namun warga tetap khawatir," lanjut Effendi.
Ia mengatakan, hingga malam ini masih sering terjadi gempa susulan yang getarannya cukup kuat yang dirasakan langsung oleh warga. Saat ini persiapan logistik masih cukup untuk beberapa hari kedepan, namun ia mengharapkan pemerintah segera mengirim bantuan berupa makanan, pakaian serta obat-obatan.
Sumber: Berbagai Sumber