Friday, 1 October 2010

Friday, October 01, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Dua Gereja Maluku Terbakar.
BELANDA - Gereja Maranatha di Hogeveen dan gereja di Nijverdaal terbakar. Polisi tengah mengadakan penyelidikan kasus kebakaran dua gereja Maluku ini. Di Hogeveen kantor gereja terbakar dan belum diketahui sebabnya. Gedung gereja di Hogeveen yang dibangun pada tahun enam puluhan itu baru diperbaiki dengan bantuan dana dari pemkot. Di Nijverdal yang terbakar adalah pusat budaya milik Yayasan Bunga Tandjung. Pemadam kebakaran tidak menutup kemungkinan kebakaran ini disengaja.
Februari lalu gereja Maluku di Houten, kota kecil di Belanda tengah, terbakar. Kebakaran ini juga diduga disengaja.

Sejauh ini belum diketahui apa motif di balik pembakaran itu dan juga belum ada pihak yang mengklaim aksi tersebut."Memang benar, Senin pukul tiga subuh ada kebakaran di gedung gereja masyarakat Maluku di Hoogeveen; di samping itu upaya pembakaran terhadap gereja lain serta pembakaran gereja di Nijverdal," kata Kalina Pruntel, juru bicara provinsi Drenthe.
Ketiga insiden diperiksa terpisah, tapi polisi juga menyelidiki apakah ada keterkaitannya.

Interogasi
Sejauh ini polisi belum tahu apa motif di balik pembakaran gereja Maluku itu. Saat ini masih terlalu dini menarik kesimpulan soal pelaku dan motif. Polisi masih sibuk menyelidiki dan menginterogasi penghuni sekitar lokasi kejadian, dan berharap mendapat tips berguna.
Sebelum terjadinya pembakaran dan upaya pembakaran gereja-gereja Maluku, polisi tidak mendapat kesan keadaan di kawasan kejadian itu tegang. Tapi untuk kepastiannya polisi masih menunggu hasil penyelidikan di kawasan itu, kata jubir Kalina Pruntel.

Saling berkaitan?
Memang mencolok pembakaran dan upaya pembakaran terjadi pada saat yang sama di lokasi berbeda. Jadi polisi akan menyelidiki apakah ketiga insiden ini saling berkaitan.
Menurut polisi Drenthe masyarakat Maluku terpukul dan kecewa campur marah akibat pembakaran dan upaya pembakaran gereja Maluku. Tapi keadaan tidak tegang. Demikian Kalina Pruntel, juru bicara polisi provinsi Drenthe.

Sumber:www.rnw.n