Friday, 1 October 2010

Friday, October 01, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pendeta di Tembak Brimob.
illustrasi
MANOKWARI - Pendeta Naftali Kwan (41), gembala sidang di Distrik Kebar, Kabupaten Manokwari, Papua Barat terpaksa meregang nyawa karena peluru aparat keamanan pada 15 September silam.

Korban meninggal lain adalah Septinus Kwan (22), Kepala Kampung Catuwow, Distrik Manyembow, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Sementara korban yang terluka parah adalah Wehelmina Kwan (22). Ketiganya menjadi korban dalam peristiwa penembakan oleh aparat Brimob terhadap warga di Kelurahan Sowi, Distrik Manokwari Selatan.
Seperti dilaporkan Forum Solidaritas Umat Kristen Manokwari-Papua Peduli “Sowi Berdarah”, peristiwa itu bermula dari kecelakaan lalulintas di jalan raya Drs Esau Sesa di mana seorang pengojek menabrak seorang warga. Pengojek berusaha melarikan diri dan kemudian ditangkap warga. Tapi seorang anggota aparat Brimob yang berpakaian preman berusaha menyelamatkan orang tersebut dari amuk massa. Akibatnya, aparat berpakaian preman itu menjadi sasaran amukan massa.
Aparat Brimob tersebut menghubungi markasnya di Sowi Gunung yang letaknya tak jauh dari tempat kejadian peristiwa dan dengan senjata lengkap aparat menembak dan menyisir dari rumah ke rumah warga masyarakat. Masyarakat pun berlindung ke gunung-gunung. “Pada saat yang bersamaan, anggota Brimob bertindak secara membabi buta yang mengakibatkan kematian dua orang dan satu warga lainnya terluka parah,” demikian bunyi pernyataan yang ditandatangani oleh Pdt. Dr. Martin L. Wanna (Ketua) dan Pdt. Akwila Marin, S.Th. (Sekretaris).
Atas penembakan itu, masyarakat suku besar Pedalaman Arfak di Kabupaten Manokwari menuntut pembayaran ganti rugi sebesar Rp 30 miliar, memberikan santunan pada keluarga korban dan menuntut sanksi tegas terhadap aparat yang telah melakukan penembakan.
Menurut Kapolri Bambang Hendarso Danuri, peristiwa tersebut terjadi karena massa menuntut ganti rugi pada Brimob. “Karena enggan membayar ganti rugi, anggota Brimob tersebut dipukuli beramai-ramai hingga mengalami luka-luka. Jadi banyak massa kemudian ditembak kakinya. Sudah clear,” ungkapnya seusai shalat Jumat di Masjid Agung Bukit Indah saat mendampingi Presiden SBY ketika meninjau arus balik pemudik di Cikampek, Jawa Barat, Jumat (17/09).
Sumber: Reformata