“Kejadian begitu cepat, api tiba-tiba membumbung tinggi sekitar pukul setengah delapan tadi. Itu saya lihat dari kantor Bea Cukai Tegal di sebelah utara gereja,” ujar Paulus Hendrick, Ketua Keamanan Gereja Kristen Indonesia Tegal saat ditemui Tempo di lokasi kejadian.
Menurut Paulus, kebakaran menimpa bangunan utama gereja bagian tengah atau aula untuk melakukan kebaktian serta bangunan bagian utara yang biasa digunakan rapat pengurus. Sedangkan bangunan bagian selatan yang digunakan untuk ruang pendidikan dan taman kanak-kanak tak mengalami kebakaran.
“Saat itu diperkirakan terdapat 20 orang sedang latihan paduan suara dan rapat di gedung utara,” ujar Paulus menambahkan.
Meski belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban dan total kerugian, salah satu cagar bersejarah sisa peningalan jaman kolonial Belanda di Kota Tegal ini mengalami hangus di bagian depan hingga belakang, bahkan sebagian atap depan berupa kanopi mengalami jebol. Kondisi yang tak jauh berbeda juga terjadi di gedung bagian utara tepatnya belakang, terdapat kusen kayu dan jendela terkelupas oleh lalapan api.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Tegal, Sugeng Tiyarso, di lokasi kejadian memperkirakan kebakaran disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik. “Itu dugaan sementara, berdasarkan pengakuan sejumlah saksi yang menyatakan kebakaran sangat cepat merambat ke sejumlah ruangan,” ujar Sugeng.
Ia mengaku telah memintai keterangan dua orang saksi masing-masing operator komputer dan penjaga malam gereja.
Sedangkan untuk memadam api, telah didatangkan sejumlah pemadam kebakaran dari Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal sendiri.
Sumber: Tempo
