Friday, 22 October 2010

Friday, October 22, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Protestan di Sulawesi Tenggara (Gepsultra) Unaasi Dukung Pemda Pelihara Lingkungan.
KOLAKA (SULTRA)  - Partisipasi masyarakat dalam mendukung Pemkab Kolaka memelihara lingkungan yang sehat dan bersih, hal itupun juga diwujudkan warga gereja Jemaat Gepsultra (Gereja Protestan di Sulawesi Tenggara) Unaasi Desa 19 November Kecamatan Wundulako. 

"Ini merupakan program gereja Jemaat Gepsultra Unaasi, untuk menjaga lingkungan bersih dan sehat. Juga sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemkab Kolaka menjadi kota sehat dan bersih menuju Kolaka Emas,” ungkap Ketua Persekutuan Kaum Bapak (PKB) Jemaat Unaasi Julianus, SP kepada Upeks di sela-sela mengkordinir warga bergotong royong.
 
Dikatakannya, meski gotong royong ini dilakukan tanpa ada intruksi baik dari Kepala Desa maupun Camat, namun dengan kesadaran sendiri oleh warga untuk membenahi sarana umum khususnya jalan raya, serta membenahi selokan, apalagi ini merupakan program dari warga gereja. "Kegiatan pembersihan lingkungan kami akan lakukan setiap akhir pekan agar lingkungan tetap terjaga,”katanya, Rabu (20/10). Kepala Dusun V Bongga B menambahkan jalan ini sepanjang 5 km yang menghubungkan jalan Bypas menuju pelabuhan Kolaka, belum disentuh oleh dana APBD.
 
Sementara jalan tersebut setiap saat dilalui oleh kendaraan truk untuk membawa material bangunan. Sehingga kondisinya rusak berat. “Bila musim hujan jalan ini berlumpur sehingga pejalan kaki pun sudah melewatinya. Begitupun kalau di musim kemarau warga menikmati debu beterbangan setiap kendaraan lewat,”kata Bongga.
Dikatakannya, mudah-mudahan pemerintah bisa memperhatikan kondisi jalan tersebut, apalagi jalan ini juga sebagai lalulintas ekonomi oleh masyarakat khususnya hasil pertanian dan perkebunan. “Kami hanya berharap Pemkab Kolaka juga bisa memperhatikan prasarana umum khususnya di Desa 19 November ini. 
 
Apalagi Desa 19 November ini merupakan simbol perjuangan yang mempunya sejarah dalam melawan penjajah, sehingga dikenalah sebagai Desa 19 November,” kata Bongga. 
 
Sumber: Upeks