Tuesday, 12 October 2010

Tuesday, October 12, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Gelar Persidangan Sinode Ke XIX.
JAKARTA - Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) menggelar Persidangan Sinode (PS) Ke-19 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta (11-16/9) dengan diikuti 903 utusan. Utusan tersebut berasal dari 298 jemaat yang mengutus 3 orang untuk hadir. “Utusan terdiri dari 1 ketua majelis jemaat, dan 2 orang yang mewakili unsur penatua dan diaken. Mereka ini disebut presbiter,” kata ketua umum panitia Pnt Atihuta.

GPIB menerapkan kepemimpinan Musyawarah Pelayanan (Mupel) di daerah. Terdapat 24 Mupel ditanah air. Yang paling besar adalah Mupel Jawa Timur. “Sedangkan penyelenggaraan kali ini dipercayakan kepada Mupel Jakarta Selatan,” kata Atihuta dalam keterangan persnya di Kantor Sinode GPIB di Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat (7/10). 

Atihuta ketika memberikan keterangan bersama Ketua Umum GPIB Pdt Sem Kaihatu dan Sekum Pdt Jeffrey Sompotan. Dari jajaran panitia terdapat juga Sekum Pdt Teddy Masinambouw.“Meski diselenggarakan Mupel Jakarta Selatan, 4 Mupel lainnya di DKI Jakarta memberikan dukungan penuh,” jelas Atihuta.

Pembukaan acara sendiri dilangsungkan di Plenary Hall, JCC (11/10) dengan menyebar 1430 undangan. Sedangkan peserta diinapkan di Hotel Sultan. “Pembukaan acara dilakukan oleh Menteri Agama, beliau didelegasikan oleh Presiden yang tadinya kami harapkan bersedia hadir,” ujar Atihuta
Selain ibadah, pembukaan juga diisi dengan atraksi yang bernuansa budaya Betawi. Hal ini merupakan apresiasa terhadap budaya asli di kota Jakarta.

Tentang besarnya biaya, panitia menjabarkan bahwa 65% anggaran berasal dari kontribusi peserta. Sedangkan sisanya merupakan usaha panitia. Pilihan untuk beracara di JCC didasarkan pertimbangan fasilitas ruangan yang harus menyediakan minimal 10 ruangan untuk rapat komisi dan pleno dengan peserta hampir 1000 orang.
JCC juga dihubungkan dengan eskalator khusus dengan Hotel Sultan didekatnya yang memungkinkan peserta terhubung antara penginapan dan lokasi acara.

FORMASI 6:5
GPIB yang berdiri sejak 31 Oktober 1948 hingga saat ini terdiri dari 301 jemaat yang tersebar dari Sabang hingga Bau-Bau. Dari Natuna hingga Cilacap. Setiap 5 tahun GPIB yang menganut sitem prebiterial sinodal melakukan PS yang dihadiri para presbiter. Mereka menggumuli dan menetapkan bersama keputusan-keputusan gerejawi dan pada waktunya melaksanakan keputusan-keputusan tersebut dalam semangat kebersamaan.
Sebagai gereja yang berkiprah di tanah air, GPIB berkewajiban menjadikan dirinya bermakna dan menjadi berkat bagi masyarakat. Khususnya masyarakat dimana jemaat-jemaat GPIB hadir dan berada.

PS ke-19 ini membahas 5 pokok bahasan. Diantaranya bidang teologia yang membahas pemahaman iman GPIB. Bidang misiologi yang membahas pokok-pokok kebijakan umum panggilan dan pengutusan (PKUPPG) 2006-2026. KUPPG merupakan panduan bagi seluruh jajaran GPIB dalam gerak kebersamaan. Dalam bidang eklesiologi akan membahas tata gereja GPIB.

Bahasan lainnya termasuk pemilihan Majelis Sinode (MS) 2010-2015. MS merupakan pimpinan GPIB. Sebelas orang akan dipilih dengan komposis 6 pendeta dan 5 penatua atau diaken. Khusus ketua umum dan sekretaris umum harus ditempati pendeta.

Sumber: E-Bahana