JAYAPURA (PAPUA) - Rumitnya permasalahan tempat ibadah yang berada di wilayah perusahaan PT. Sinar Kencana Inti Perkasa (Sinar Mas Grup) di distrik Kaureh, Lereh Juk, Kabupaten Jayapura tidak hanya dikeluhkan oleh umat Katolik, Namun juga dikeluhkan oleh umat Kristen yang lain dan salah satunya adalah dari GKI Tanah Papua (GKITP) yang mempunyai 6 Jemaat yang melayani di wilayah tersebut.
Salah satu karyawan, sebut saja Bung, notabene umat GKITP yang di temui Tim PPGI, saat berada di Jayapura, mengutarakan problematika peribadatan yang mereka jalani, antara lain "Saat ibadah Minggu, kami sering beribadah dalam satu gedung yang dijadikan gedung oikumene, di gedung itu kami sering melaksanakan ibadah dalam waktu kurang dari satu jam" ujarnya.
"sebagian besar anggota jemaat di Eko kurang setuju dengan tata ibadah seperti itu, sebab hal itu tidak sesuai dengan tata ibadah gereja GKI," sebab menurutnya ibadah terasa tidak efisien dan mengurangi kekhusyukan dalam beribadah.
Terkait dengan keluhan anggota jemaat yang berada di distrik Kaureh, Lereh Juk, tersebut, Ketua Klasis Jayapura GKI Tanah Papua, Pendeta Willem Itaar, saat di temui di kantor Klasis Jayapura (14/10), menyatakan "tugas dan tanggung jawab gereja adalah untuk memenuhi dan melengkapi kebutuhan rohani dan keimanan umat Kristen yang dalam hal ini di wilayah Klasis Jayapura"
Sedangkan untuk keluhan warga jemaat yang ada di distrik Kaureh, Lereh Juk "gereja tidak dapat mengintervensi kebijakan yang dibuat oleh perusahaan Sinar Mas, sebab area tersebut merupakan milik perusahaan, bukan milik pribadi gereja" tegasnya.
"Namun demikian, perusahaan harus jeli mengakomodir tiap kebutuhan para karyawan yang ada sebab karyawan adalah asset dari perusahaan, dan pemenuhan kebutuhan itu tidak terbatas hanya pada tunjangan gaji dan kebutuhan fisik, namun juga kebutuhan rohani" imbuhnya.
Dan dalam hal ini gereja dan perusahaan harus saling berkoordinasi dan berkomunikasi sehingga segala masalah yang ada dapat diselesaikan dengan sukacita dan lapang dada, serta tidak merugikan siapapun.
Sebab peran gereja terhadap karyawan menurutnya sangat penting, dalam membina karyawan yang ada agar takut akan Tuhan, selalu turuti Firman, dan menjauhi larangan-laranganNya sehingga mereka dapat melaksanakan tugas mereka dengan baik dan dapat menciptakan kerukunan di lingkungan mereka.
Sedangkan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Klasis Jayapura terkait hal ini yakni pada Sabtu (16/10) nanti Ketua Klasis akan mengunjungi jemaat yang ada di Lereh Juk serta berbicara dengan Manajemen Perusahaan Sinar Mas.
mengenai kemungkinan tuntutan anggota jemaatnya yang ingin mendirikan tempat ibadah sendiri, Pendeta WIlliam Itaar menyatakan "dialog damai antara perusahaan dan karyawan adalah salah satu jalan yang baik yang dapat di tempuh untuk mencapai persetujuan bersama, sehingga semua pihak dapat puas dan menuruti tiap keputusan yang diambil"
Sumber: KabarGereja